Banjarmasin, (AntaranewsKalsel) - Ratusan karyawan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bandarmasih, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, menggelar Shalat Istisqa atau shalat sunnah minta hujan di Halaman Kantor PDAM Bandarmasih, Jalan A Yani KM 2,5, Banjarmasin, Senin pagi.
Direktur Utama PDAM Bandarmasih Ir H Muslih menjelaskan shalat sunnah Istisqa ini dilakukan, karena terjadinya krisis air baku akibat kemarau yang mempengaruhi distribusi air bersih kepada masyarakat atau pelanggan.
"Kita harap shalat sunnah Istisqa yang kita laksanakan ini diterima Allah SWT dan doa kita diijabah (dikabulkan) agar diberi rahmah hujan," ujarnya.
Dia menyatakan terjadinya krisis air baku akibat kadar garam di Sungai Martapura yang tidak juga kunjung menurun dari batas bisa diolah, yakni, 2.500 miligram perliternya sebagai sumber utama pengolahan air bersih, sehingga pihaknya tidak bisa berkutik.
"Jadi, hal itu terjadi karena faktor alam, yakni air laut yang masuk ke sungai, tidak bisa dibendung, terkecuali hujan turun," ucapnya.
Muslih mengungkapkan jika terjadi hujan, air sungai akan bisa mendorong instrusi air laut, sehingga kadar keasinan bisa turun dan sarana pengambilan air baku di Sungai Bilu bisa berfungsi, sehingga tidak tertumpu pada Intek Sungai Tabuk di Kabupaten Banjar.
"Akibat tidak bisa berfungsinya kembali Intek Sungai Bilu, maka daya pemenuhan air baku untuk pengolahan air bersih menjadi berkurang hingga 30 persen," ungkapnya.
Dia menyatakan penurunan pasokan air bersih saat ini kepada pelanggan mencapai 1.800 kubik per jam dari biasa sebanyak 6.800 kubik per jam dari berfungsinya dua intek itu memasok ke Reservoar di Jalan Pramuka, Banjarmasin.
"Akibat ini, kami terpaksa akan kembali melaksanakan pemasokan air bersih secara bergilir ke pelanggan yang belum bisa dipastikan hingga kapan, moga cepat hujan, intinya itu," ujarnya.
Muslih menyatakan untuk pelanggan di daerah Banjarmasin Selatan dan Utara hanya akan mendapatkan pasokan air bersih selama kurang lebih 12 jam saja sehari, sedangkan tiga kecamatan lainnya hanya mengalami daya pasok sekitar 10 persen.
"Kita tidak mau memasok air yang tidak berkualitas, hingga masyarakat diharap bisa menyadarinya, dan PDAM akan memberikan air bersih melalui mobil tangki-tangki secara gratis ke pelanggan yang terkena dampak akibat ini," tuturnya.
Dia hanya bisa berharap kemarau akan segera berakhir hingga intrusi atau masukan air laut ke sungai Martapura akan berkurang pula.
"Makanya pula, kami berencana membangun embung atau waduk agar ketahanan air baku selama puluhan tahun dapat terpenuhi, ini untuk kepentingan masyarakat luas," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015
Direktur Utama PDAM Bandarmasih Ir H Muslih menjelaskan shalat sunnah Istisqa ini dilakukan, karena terjadinya krisis air baku akibat kemarau yang mempengaruhi distribusi air bersih kepada masyarakat atau pelanggan.
"Kita harap shalat sunnah Istisqa yang kita laksanakan ini diterima Allah SWT dan doa kita diijabah (dikabulkan) agar diberi rahmah hujan," ujarnya.
Dia menyatakan terjadinya krisis air baku akibat kadar garam di Sungai Martapura yang tidak juga kunjung menurun dari batas bisa diolah, yakni, 2.500 miligram perliternya sebagai sumber utama pengolahan air bersih, sehingga pihaknya tidak bisa berkutik.
"Jadi, hal itu terjadi karena faktor alam, yakni air laut yang masuk ke sungai, tidak bisa dibendung, terkecuali hujan turun," ucapnya.
Muslih mengungkapkan jika terjadi hujan, air sungai akan bisa mendorong instrusi air laut, sehingga kadar keasinan bisa turun dan sarana pengambilan air baku di Sungai Bilu bisa berfungsi, sehingga tidak tertumpu pada Intek Sungai Tabuk di Kabupaten Banjar.
"Akibat tidak bisa berfungsinya kembali Intek Sungai Bilu, maka daya pemenuhan air baku untuk pengolahan air bersih menjadi berkurang hingga 30 persen," ungkapnya.
Dia menyatakan penurunan pasokan air bersih saat ini kepada pelanggan mencapai 1.800 kubik per jam dari biasa sebanyak 6.800 kubik per jam dari berfungsinya dua intek itu memasok ke Reservoar di Jalan Pramuka, Banjarmasin.
"Akibat ini, kami terpaksa akan kembali melaksanakan pemasokan air bersih secara bergilir ke pelanggan yang belum bisa dipastikan hingga kapan, moga cepat hujan, intinya itu," ujarnya.
Muslih menyatakan untuk pelanggan di daerah Banjarmasin Selatan dan Utara hanya akan mendapatkan pasokan air bersih selama kurang lebih 12 jam saja sehari, sedangkan tiga kecamatan lainnya hanya mengalami daya pasok sekitar 10 persen.
"Kita tidak mau memasok air yang tidak berkualitas, hingga masyarakat diharap bisa menyadarinya, dan PDAM akan memberikan air bersih melalui mobil tangki-tangki secara gratis ke pelanggan yang terkena dampak akibat ini," tuturnya.
Dia hanya bisa berharap kemarau akan segera berakhir hingga intrusi atau masukan air laut ke sungai Martapura akan berkurang pula.
"Makanya pula, kami berencana membangun embung atau waduk agar ketahanan air baku selama puluhan tahun dapat terpenuhi, ini untuk kepentingan masyarakat luas," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015