Banjarmasin,  (Antaranews Kalsel) - Peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di seluruh Indonesia hingga saat ini mencapai 150 juta orang, menjadi peserta program jaminan sosial terbesar di dunia.


Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) Chazali H Situmorang, di Banjarmasin, Jumat mengatakan, awalnya jumlah peserta BPJS sekitar 120 juta orang, dalam kurun waktu 1,5 tahun bertambah 30 juta sehingga menjadi 150 juta orang, dan terbesar di dunia.

"Inilah salah satu efek insuran di mana orang ingin secara serentak ikut program BPJS. Padahal kita prediksikan penambahanya tidak sampai sebesar itu," ujarnya.

Chazali mengakui, kenaikan jumlah peserta belum diimbangi dengan ketersediaan fasilitas kesehatan. Padahal, DJSN sudah membuat road maping, dalam waktu lima tahun jumlah pesertanya bertahap, tidak seperti sekarang ini semua orang ingin mejadi peserta.

Untuk memenuhi fasilitas kesehatan (Faskes) untuk melayani peserta, tidak semua tanggungjawab BPJS, akan tetapi juga menjadi tanggung jawab Kementerian Kesehatan oleh.

Karenanya, pada anggaran 2016 sudah ada rencana pemerintah pusat untuk memenuhi kuota 5 persen biaya kesehatan dari APBN.

Jadi sudah ada kesepakatan, dan nanti bisa dengarkan laporan Presiden Republik Indonesia, bahwa saat ini pemerintah baru mampu memenuhi 2,5 persen, artinya target Menteri Kesehatan meningkatkan jumlah dan mutu infrastruktur termasuk jumlah dokter, dan mengurangi daftar tunggu yang panjang akan berkurang.

"Kita mohon pengertian masyarakat dan stakeholder apabila ada pelayanan yang kurang nyaman, terkadang ada terkesan bolak-balik mengantri, mohon dimaklumkan, karena proses transisi," harapnya.

Dia tidak menutup mata, ada juga pihak-pihak profender yang mencoba bermain dalam situasi seperti ini, ada yang melakukan moral azat tentu ini cepat atau lambat pasti ketahuan terutama media bisa mengungkapkan," paparnya.

Pewarta: Imam Hanafi

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015