Martapura,  (Antaranews Kalsel) - Pemerintah Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, meningkatkan koordinasi dan komunikasi untuk mencegah munculnya konflik di tengah masyarakat.


"Kunci kerukunan dan kedamaian masyarakat adalah koordinasi dan komunikasi sehingga keduanya harus terus ditingkatkan," ujar Bupati Banjar Khairul Saleh di Martapura, Senin.

Menurut bupati melalui Sekretaris Daerah Nasrun Syah, konflik yang pernah terjadi di Tolikara, Papua, akibat koordinasi dan komunikasi yang belum berjalan maksimal.

Dijelaskan, menyikapi kemungkinan terjadinya konflik semacam itu Pemkab Banjar melaksanakan silaturahmi yang melibatkan berbagai unsur terkait agar kerukunan umat tetap terpelihara.

"Kami berupaya menyatukan setiap komponen masyarakat baik suku dan agama yang berbeda melalui forum silaturahmi sehingga bersama-sama menjaga kerukunan," ungkapnya.

Disebutkan, kegiatan di aula Polres Banjar, Senin dihadiri anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah serta tokoh agama dan tokoh masyarakat di kabupaten setempat.

Ditekankan, saat ini situasi dan kondisi masyarakat berjalan aman, kondusif serta kerukunan umat beragama serta antar umat beragama sangat harmonis dan saling hormat.

"Namun, kami tidak ingin lengah karena situasi kondusif masih bisa dimanfaatkan oknum yang berupaya memprovokasi masyarakat untuk berbuat negatif," ujarnya.

Wakapolres Banjar Kompol Rudi Hartono mengatakan, kultur budaya serta mayoritas penduduk beragama Islam membuat posisi Kabupaten Banjar berada di wilayah strategis.

"Kami sepakat, koordinasi dan komunikasi kunci utama kerukunan umat beragama sehingga harus terus ditingkatkan baik di kabupaten hingga ke pelosok desa," pesannya.

Sementara itu, usai dialog dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat, dilanjutkan penandatanganan naskah kesepakatan berisi saling menjaga dan memelihara perbedaaan.

Selain itu menjaga keragaman adat, suku dan agama serta saling menjaga keamanan serta situasi kondusif yang sekarang sudah tercipta di lingkungan masyarakat.

Pewarta: Yose Rizal

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015