Kotabaru,  (AntaranewsKalsel) - Pendapatan petani kelapa sawit di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, sebulan terakhir turun drastis karena tandan buah segar yang dipanen selama kemarau berkurang dari biasanya.


"Kemarau panjang menyebabkan pohon kelapa sawit tidak banyak berbunga, sehingga buah sawit juga berkurang," kata petani kelapa sawit di Kelumpang Selatan, Kotabaru Sholeh di Kotabaru, Senin.

Dia mengaku, kebun sawit yang dirawat dalam kondisi normal bisa menghasilkan Buah Tandan Segar (TBS) hingga 2.400 kilogram per dua minggu atau 15 hari. Tetapi kali ini hanya menghasilkan TBS rata-rata 250 kilogram.

Selain buahnya berkurang, harga TBS sebulan terakhir juga turun dari Rp1.200 per kg-Rp1.150 per kg turun menjadi Rp1.100 per kilogram.

Menurut Sunarto yang juga petani sawit, turunya hasil TBS tidak serta merta akibat sebulan atau dua bulan tidak turun hujan. Akan tetapi sudah melalui proses lebih dari empat bulan sebelumnya.

"Proses bunga hingga buah bisa dipanen memerlukan waktu sekitar enam bulan, jadi jika saat ini buahnya berkurang, bukan karena kemarau yang baru dua bulan terjadi, tetapi sudah terjadi bunga berkurang sejak lima bulan lalu," jelasnya.

Pengurus Koperasi Unit Desa Gajah Mada, Narso mengemukakan berkurangnya buah sawit terjadi bukan hanya pada perkebunan pribadi, tetapi perkebunan yang dikelola koperasi hasil buahnya juga turun.

"Buah sawit rata-rata enam bulan panen raya, dan enam bulan berikutnya hasil TBS-nya juga turun. Hal itu harus diwaspadai oleh para petani, agar mereka bisa melakukan pengelolaan dana saat panen raya dan ketika hasilnya turun," tambah Abu Bakar, yang juga petani kelapa sawit.

Seyogyanya, pada musim kemarau seperti saat ini, petani memanfaatkan waktunya untuk membersihkan lahan, untuk meringankan beban biaya pada saat musim hujan tidak perlu melakukan pembersihan lahan dari gulma.

Sedangkan pada musim hujan, petani bisa melakukan pemupukan atau memberihan suplemen bagi pohon kelapa sawit, seperti perangsang bunga atau perangsang buah.

Pewarta: Imam Hanafi

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015