Hutan di Kalimantan Selatan  mengalami pengurangan sebesar 60 persen dan sekitar 866.697 hektare diantaranya kini rusak parah.

Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Kalsel, Rachmadi Kurdi mengatakan hal itu pada kegiatan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang dilaksanakan PT. Adaro Indonesia di lokasi Bumi Perkemahan Lasung Batu, Kecamatan Paringin, Kabupaten Balangan, Rabu.

"Berdasarkan hasil penelitian melalui satelit rupa bumi, data itulah yang kita dapat bahwa, Kalsel telah mengalami pengurangan wilayah hutan," ujarnya.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor 435/Menhut-11/2009, disebutkan luas hutan di Kalsel 1.566.697 hektare dan  kini masih dalam keadaan baik hanya tersisa 700.000 hektare saja.

Ia mengatakan, kerusakan hutan di Kalsel akibat lima hal yang salah satunya adalah adanya aktivitas pertambangan batu bara.

"Termasuk pembangunan pelabuhan khusus batu bara dan masih maraknya aktivitas pembalakan liar atau illegal logging," katanya.

Selain itu, konversi lahan untuk pemukiman dan perkebunan serta kebakaran hutan dan lahan juga menjadi penyebab kerusakan dan pengurangan kawasan hutan di Kalsel.

Pembukaan lahan oleh berbagai aktivitas tadi ternyata tidak diimbangi dengan penutupan kembali sehingga rentan menyebabkan bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.

Ia menambahkan, solusi yang harus dilakukan kini adalah dengan melakukan gerakan menanam pohon dalam upaya melestarikan hutan dan lingkungan hidup.

"Hal itu sejalan dengan komitmen Indonesia untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 26 persen pada 2020 yang akan datang," tambahnya.

Diharapkan, program pemerintah melalui kegiatan penanaman pohon Satu Orang Satu Pohon atau "One Man One Tree" bisa dikembangkan menjadi satu Orang tiga oohon, Satu Orang Lima Pohon dan bahkan Satu Orang Sepuluh Pohon.

Dengan begitu, harapan pemerintah agar dapat menanam satu miliyar pohon dapat segera terwujud sehingga kerusakan dan pengurangan kawasan hutan dapat diminimalisir./adi*C

Pewarta:

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2011