Kotabaru, (Antaranews Kalsel) - Kalangan Legislatif Kotabaru, Kalimantan Selatan, mendesak perusahaan perkebunan kelapa sawit yang beroperasi di `Bumi Saijaan` untuk melakukan perbaikan sistem program plasma yang melibatkan masyarakat.


Ketua Komisi II DPRD Kotabaru, Syairi Mukhlis di Kotabaru, Selasa mengatakan, desakan tersebut mengemuka dalam masa reses yang dilakukannya di daerah pemilihan (Dapil) dua yang mencakup kecamatan kelumpang hulu, hilir, selatan, hampang dan sekitarnya.

"Seperti yang disampaikan warga Bungkukan kepada kami saat reses, mereka meminta agar ada perbaikan sistem plasma oleh perusahaan (PT Palma) yang hingga saat ini belum ada kejelasan status, sementara situasi di lapangan sudah sampai pada tahap penanaman," kata Syairi.

Meski situasinya berbeda, di daerah lain juga didapati permasalahan penanganan plasma, namun lebih pada sistem pembagian yang kurang lancar, dan mereka meminta agar semua pihak melakukan perbaikan.

Mendasarkan pada hasil penyerapan aspirasi masyarakat dalam reses, maka dapat disimpulkan perlunya perbaikan sistem penanganan dalam hal program plasma yang melibatkan perusahaan inti, koperasi dan petani.

Hal itu dimaksudkan agar tidak ada salah stau pihak lain yang merasa diuntungkan sementara pihak lain yang merasa dirugikan, yang dalam hal ini masyarakat petani dalam posisi yang rentan merasa dirugikan itu.

Sehubungan dengan permasalahan tersebut, politisi Partai PDIP itu berjanji akan melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait namun terlebih dulu perlunya rapat internal komisi sebelum mengundang pihak eksekutif maupun perusahaan.

Bagaimanapun situasinya, kepentingan masyarakat harus diakomodir terlebih dalam memperjuangkan hak-hak mereka. Namun di sisi lain juga harus sesuai ketentuan yang berlaku, tidak harus melanggar aturan.

  Bersamaan itu pula, perlunya mengumpulkan informasi dan masukan-masukan yang berhubungan dengan permasalahan plasma, karena tidak menutup kemungkinan satu permasalahan di satu daerah, akan bisa dijadikan referensi dalam mencarikan solusi di daerah lainnya.    

Pewarta: Imam Hanafi

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015