Kotabaru, (AntaranewsKalsel) - Kalangan Legislatif Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, berjanji segera memanggil pihak Dinas Kesehatan setempat terkait meningkatnya kasus penderita Demam Berdarah Dengue (DBD).
Wakil Ketua Komisi III DPRD Kotabaru, Denny Hendro Kurnianto di Kotabaru, Senin, mengaku terkejut dengan kejadian tingginya kasus DBD di Kecamatan Pulau Laut Utara yang notabene pusat ibu kota kabupaten.
"Terus terang saya baru mengetahui adanya kasus penderita DBD ini, dan hari ini juga kami akan memanggil kepala dinas kesehatan, langkah cepat apa yang harus dilakukan dalam menanggulanginya," kata Denny-sapaan akrabnya.
Politisi Partai PPP ini pun mengaku kecewa belum adanya reaksi cepat dari instansi terkait. Menurut dia seharusnya dinas kesehatan bertindak cepat begitu mengetahui kasus seperti ini, tidak hanya menunggu laporan atau permohonan masyarakat.
Terlebih lokasi kejadiannya masih di lingkungan perkotaan sehingga tidak ada alasan untuk tidak mengetahui dan sangat mudah dijangkau. Apalagi dari siklus cuaca, pada pancaroba seperti ini kasus DBD kerap terjadi, harusnya sudah ada langkah antisipasi.
Denny mengungkapkan, meski belum bisa dikategorikan kejadian luar biasa (KLB), namun adanya kasus DBD di sejumlah desa dalam satu kecamatan ini dijadikan perhatian khusus bagi dinas dalam menanganinya.
Legislator yang sebelumnya juga berprofesi sebagai perawat kesehatan ini menjelaskan, beberapa tahapan dalam penanganan satu kasus penyakit di lingkungan masyarakat, sebagai langkah pencegahan dinas harus proaktif melakukan penyuluhan.
Bersamaan dengan penyuluhan tersebut, hal-hal yang dilakukan di antaranya dengan penyebaran bubuk abate, penyemprotan massal (voging) dan kegiatan lain yang bersifat preventif.
Begitu mengetahui terjadi kasus, maka reaksi cepat harus diambil dengan cara pengobatan dan penanggulangan agar kejadian serupa tidak menyebar, hal ini dilakukan untuk memutus mata rantai terjadinya jatuh korban jiwa.
Diketahui, dalam sebulan terakhir di sejumlah desan dan kelurahan Kecamatan Pulau Laut Utara Kotabaru terjadi kasus DBD, diantaranya Desa Baharu Utara, terhitung sejak pertengahan Juni hingga pertengahan Juli terjadi kasus positif DBD terhadap tiga anak dalam satu keluarga.
"Awalnya Fatimah yang positif DBD dan harus opname di rumah sakit, Alhamdulillah sehat dan bisa pulang, namun beberapa hari kemudian dua kakaknya (Nisa dan Windy) mengalami hal serupa hingga akhirnya harus dibawa ke rumah sakit Kotabaru," ujar Umi Fatimah saat ditemui di rumah sakit.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015
Wakil Ketua Komisi III DPRD Kotabaru, Denny Hendro Kurnianto di Kotabaru, Senin, mengaku terkejut dengan kejadian tingginya kasus DBD di Kecamatan Pulau Laut Utara yang notabene pusat ibu kota kabupaten.
"Terus terang saya baru mengetahui adanya kasus penderita DBD ini, dan hari ini juga kami akan memanggil kepala dinas kesehatan, langkah cepat apa yang harus dilakukan dalam menanggulanginya," kata Denny-sapaan akrabnya.
Politisi Partai PPP ini pun mengaku kecewa belum adanya reaksi cepat dari instansi terkait. Menurut dia seharusnya dinas kesehatan bertindak cepat begitu mengetahui kasus seperti ini, tidak hanya menunggu laporan atau permohonan masyarakat.
Terlebih lokasi kejadiannya masih di lingkungan perkotaan sehingga tidak ada alasan untuk tidak mengetahui dan sangat mudah dijangkau. Apalagi dari siklus cuaca, pada pancaroba seperti ini kasus DBD kerap terjadi, harusnya sudah ada langkah antisipasi.
Denny mengungkapkan, meski belum bisa dikategorikan kejadian luar biasa (KLB), namun adanya kasus DBD di sejumlah desa dalam satu kecamatan ini dijadikan perhatian khusus bagi dinas dalam menanganinya.
Legislator yang sebelumnya juga berprofesi sebagai perawat kesehatan ini menjelaskan, beberapa tahapan dalam penanganan satu kasus penyakit di lingkungan masyarakat, sebagai langkah pencegahan dinas harus proaktif melakukan penyuluhan.
Bersamaan dengan penyuluhan tersebut, hal-hal yang dilakukan di antaranya dengan penyebaran bubuk abate, penyemprotan massal (voging) dan kegiatan lain yang bersifat preventif.
Begitu mengetahui terjadi kasus, maka reaksi cepat harus diambil dengan cara pengobatan dan penanggulangan agar kejadian serupa tidak menyebar, hal ini dilakukan untuk memutus mata rantai terjadinya jatuh korban jiwa.
Diketahui, dalam sebulan terakhir di sejumlah desan dan kelurahan Kecamatan Pulau Laut Utara Kotabaru terjadi kasus DBD, diantaranya Desa Baharu Utara, terhitung sejak pertengahan Juni hingga pertengahan Juli terjadi kasus positif DBD terhadap tiga anak dalam satu keluarga.
"Awalnya Fatimah yang positif DBD dan harus opname di rumah sakit, Alhamdulillah sehat dan bisa pulang, namun beberapa hari kemudian dua kakaknya (Nisa dan Windy) mengalami hal serupa hingga akhirnya harus dibawa ke rumah sakit Kotabaru," ujar Umi Fatimah saat ditemui di rumah sakit.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015