Imam Supriadi suami Indra Sriningsih, warga Desa Semangat Dalam, Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala (Batola), Kalimantan Selatan sudah sebulan didera sakit.
Imam divonis menderita gagal ginjal dan harus menjalani cuci darah dua kali sebulan.
"Satu kali cuci darah saya harus membayar Rp2,5 juta," ungkap Sriningsih yang sehari-hari hanya bekerja sebagai pengasuh anak ini.
Imam Supriadi sendiri pada Agustus 2021 akibat terjatuh, oleh keluarga lelaki bekerja sebagai buruh harian lepas perusahaan batubara di Kabupaten Banjar itu langsung dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Ansari Saleh Banjarmasin.
"Oleh dokter suami saya dinyatakan kritis sehingga harus dirujuk ke Rumah Sakit Ulin Banjarmasin," tambah Sriningsih.
Sriningsih mengeluhkan beratnya beban penderitaan dialami sang suami lantaran harus menjalani cuci darah dua kali sebulan.
Selain itu, dia juga mengkhawatirkan nasib pekerjaan suaminya yang mungkin bisa di-PHK lantaran sakit yang dialami.
"Saya khawatir suami saya di-PHK. Sebab jika itu terjadi akan semakin menambah bingung memikirkan biaya pengobatannya," ungkap Sriningsih.
Penderitaan dialami Imam Supriadi itu pun sampai juga ke telinga Bupati Barito Kuala (Batola) Hj Noormiliyani AS.
Wanita yang pernah menjabat Ketua DPRD Provinsi Kalsel itu pun langsung tergerak untuk membantu.
Melalui Yayasan Dompet Sedekah Peduli Batola yang dibinanya, Noormiliyani pun, memberikan bantuan Rp5 juta kepada penderita, di kediaman pribadinya di Banjarmasin, Kamis (16/9).
"Meskipun bantuan yang diberikan tak seberapa, saya berharap sedikit meringankan beban yang dialami Imam Supriadi," tutur bupati didampingi Sekretaris Yayasan Dompet Sedekah Peduli Batola Hery Sasmita dan Bendahara Saifudin.
Bantuan diberikan Bupati Batola tersebut sangat disyukuri isteri penderita Sriningsih.
Dia mengatakan, dana bantuan tersebut sangat berarti untuk tahap-tahap awal pengobatan sang suami, kendati suaminya juga terdaftar sebagai anggota BPJS.
"Biasanya proses pencairan BPJS perlu waktu sebulan. Alhamdulillah dengan bantuan bupati ini kami bisa sedikit lega untuk kebutuhan biaya pada tahap-tahap awal," papar Sriningsih.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
Imam divonis menderita gagal ginjal dan harus menjalani cuci darah dua kali sebulan.
"Satu kali cuci darah saya harus membayar Rp2,5 juta," ungkap Sriningsih yang sehari-hari hanya bekerja sebagai pengasuh anak ini.
Imam Supriadi sendiri pada Agustus 2021 akibat terjatuh, oleh keluarga lelaki bekerja sebagai buruh harian lepas perusahaan batubara di Kabupaten Banjar itu langsung dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Ansari Saleh Banjarmasin.
"Oleh dokter suami saya dinyatakan kritis sehingga harus dirujuk ke Rumah Sakit Ulin Banjarmasin," tambah Sriningsih.
Sriningsih mengeluhkan beratnya beban penderitaan dialami sang suami lantaran harus menjalani cuci darah dua kali sebulan.
Selain itu, dia juga mengkhawatirkan nasib pekerjaan suaminya yang mungkin bisa di-PHK lantaran sakit yang dialami.
"Saya khawatir suami saya di-PHK. Sebab jika itu terjadi akan semakin menambah bingung memikirkan biaya pengobatannya," ungkap Sriningsih.
Penderitaan dialami Imam Supriadi itu pun sampai juga ke telinga Bupati Barito Kuala (Batola) Hj Noormiliyani AS.
Wanita yang pernah menjabat Ketua DPRD Provinsi Kalsel itu pun langsung tergerak untuk membantu.
Melalui Yayasan Dompet Sedekah Peduli Batola yang dibinanya, Noormiliyani pun, memberikan bantuan Rp5 juta kepada penderita, di kediaman pribadinya di Banjarmasin, Kamis (16/9).
"Meskipun bantuan yang diberikan tak seberapa, saya berharap sedikit meringankan beban yang dialami Imam Supriadi," tutur bupati didampingi Sekretaris Yayasan Dompet Sedekah Peduli Batola Hery Sasmita dan Bendahara Saifudin.
Bantuan diberikan Bupati Batola tersebut sangat disyukuri isteri penderita Sriningsih.
Dia mengatakan, dana bantuan tersebut sangat berarti untuk tahap-tahap awal pengobatan sang suami, kendati suaminya juga terdaftar sebagai anggota BPJS.
"Biasanya proses pencairan BPJS perlu waktu sebulan. Alhamdulillah dengan bantuan bupati ini kami bisa sedikit lega untuk kebutuhan biaya pada tahap-tahap awal," papar Sriningsih.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021