Martapura, (Antaranews Kalsel) - Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, menemukan Bahan Tambahan Makanan (BTM) berbahaya pada makanan yang dijual pedagang di pasar wadai Ramadhan.
"Tiga dari puluhan sampel makanan dan minuman positif mengandung BTM berbahaya," ujar Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan Dinkes Banjar Salwa Roselianti di Martapura, Minggu.
Ia mengatakan, pemantauan pada Kamis (24/6) di pasar wadai (kue) Ramadan Jalan Sukaramai melibatkan UPT Laboratorium Kesehatan Air dan UPT Puskesmas Pasayangan
Disebutkan, pihaknya mengambil 30 sampel makanan dan minuman yang dijual pedagang dan diperoleh 20 sampel yang dicurigai mengandung bahan tambahan makanan berbahaya.
"Hasil uji kualitatif laboratorium, tiga sampel positif mengandung BTM berbahaya berupa Rhodamin B atau pewarna tekstil dan Siklamat (pemanis buatan)," ucapnya.
Kepala UPT Laboratorium Kesehatan Air Dinkes Banjar Yuliarty mengatakan, ciri-ciri makanan yang mengandung Rhodamin B antara lain warna cerah mengkilap dan lebih mencolok.
"Warna makanan juga terkadang terlihat tidak homogen (rata), ada gumpalan warna pada makanan, dan bila dikonsumsi rasanya sedikit lebih pahit," ungkapnya.
Sedangkan pemanis buatan, kata dia, memiliki rasa makanan yang khas yakni rasa pahit tertinggal dalam mulut dan membuat tenggorokan menjadi kering setelah menyantapnya.
"Otomatis setelah makan akan merasakan haus. Jika tidak segera meminum air putih, biasanya akan timbul serangan batuk dan penyakit tenggorokan lainnya," ujar dia.
Dikatakan Salwa, Dinkes Banjar sudah menindaklanjuti temuan dengan penyuluhan dan pembinaan kepada pembuat makanan dan pedagang yang positif menggunakan BTM.
"Pembuat makan dan pedagang di pasar "wadai" Ramadan yang menjual makanan mengandung BTM sudah dibina dan diharapkan mereka tidak melakukannya lagi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015
"Tiga dari puluhan sampel makanan dan minuman positif mengandung BTM berbahaya," ujar Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan Dinkes Banjar Salwa Roselianti di Martapura, Minggu.
Ia mengatakan, pemantauan pada Kamis (24/6) di pasar wadai (kue) Ramadan Jalan Sukaramai melibatkan UPT Laboratorium Kesehatan Air dan UPT Puskesmas Pasayangan
Disebutkan, pihaknya mengambil 30 sampel makanan dan minuman yang dijual pedagang dan diperoleh 20 sampel yang dicurigai mengandung bahan tambahan makanan berbahaya.
"Hasil uji kualitatif laboratorium, tiga sampel positif mengandung BTM berbahaya berupa Rhodamin B atau pewarna tekstil dan Siklamat (pemanis buatan)," ucapnya.
Kepala UPT Laboratorium Kesehatan Air Dinkes Banjar Yuliarty mengatakan, ciri-ciri makanan yang mengandung Rhodamin B antara lain warna cerah mengkilap dan lebih mencolok.
"Warna makanan juga terkadang terlihat tidak homogen (rata), ada gumpalan warna pada makanan, dan bila dikonsumsi rasanya sedikit lebih pahit," ungkapnya.
Sedangkan pemanis buatan, kata dia, memiliki rasa makanan yang khas yakni rasa pahit tertinggal dalam mulut dan membuat tenggorokan menjadi kering setelah menyantapnya.
"Otomatis setelah makan akan merasakan haus. Jika tidak segera meminum air putih, biasanya akan timbul serangan batuk dan penyakit tenggorokan lainnya," ujar dia.
Dikatakan Salwa, Dinkes Banjar sudah menindaklanjuti temuan dengan penyuluhan dan pembinaan kepada pembuat makanan dan pedagang yang positif menggunakan BTM.
"Pembuat makan dan pedagang di pasar "wadai" Ramadan yang menjual makanan mengandung BTM sudah dibina dan diharapkan mereka tidak melakukannya lagi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015