Sikap kekeluargaan dan kegotongroyongan masyarakat Banjar Kalimantan Selatan (Kalsel) masih membudaya sampai saat ini, kendati secara perlahan arus modernisasi yang antara lain bermuatan individualis terus merasuk tatanan kehidupan semua orang.

Pantauan Antara Kalsel di Banjarmasin, Ahad melaporkan, sikap kekeluargaan dan kegotongroyongan masyarakat Banjar itu antara lain masih membudaya atau mentradisi ketika ada suatu musibah atau bencana alam, baik berupa banjir maupun kebakaran.

Sebagaimana bencana banjir yang melanda sebagian daerah tetangga yaitu Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) atau tepatnya tepatnya Kabupaten Katingan, sejumlah relawan Kalsel menggalang dana untuk memberikan bantuan.

Contoh lain pada peristiwa kebakaran rumah warga yang terjadi pada Desa Aluan Mati Kecamatan Batu Benawa Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalsel masyarakat setempat juga menggalang bantuan dana untuk memberikan bantuan kepada korban.

Seperti ada yang keliling kampung dan di jalanan meminta sumbangan buat korban bencana banjir, tanpa menilai hasil pendapatan.

Begitu zuriat Buya Haji Muhammad Basyiri bin Haji Muhammad Nur menggalang dana tersebut untuk membantu korban kebakaran keluarga mereka yang tinggal di Aluan Mati beberapa hari lalu.

Zuriat Buya HM Basyiri yang memberi sumbangan tersebut bukan saja yang tinggal di Kalsel, tapi juga Kalteng, dan bahkan dari "Tanah Deli" Sumatera Utara (Sumut) guna meringankan beban korban bencana kebakaran tersebut.

 

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021