Bursa saham Australia jatuh pada perdagangan Senin pagi, karena melonjaknya kasus COVID-19 di negara itu mengurangi sentimen menjelang pertemuan kebijakan bank sentral September, di mana bank dapat mengumumkan keputusan tentang pengurangan pembelian aset era pandemi.

Indeks acuan ASX 200 turun 1,1 persen, menjadi diperdagangkan di 7.442,6 poin pada pukul 00.32 GMT.

Ketidakpastian atas kebijakan bank sentral, Reserve Bank of Australia (RBA), tetap ada dengan para analis ragu-ragu apakah RBA akan menunda rencana tapering-nya (pengurangan pembelian set) pada Selasa (7/9/2021).

Baca juga: Bursa Australia naik

Itu menambah tekanan yang telah ditimbulkan oleh negara tersebut yang melanjutkan perjuangannya melawan infeksi COVID-19 yang mengamuk, setelah melaporkan 1.684 kasus baru pada Minggu (5/9/2021).

Di antara sektor dan saham individu, perusahaan tambang turun hampir 1,0 persen, dengan saham produsen bijih besi utama Fortescue Metals anjlok 10,8 persen menjadi pecundang teratas pada indeks acuan dan indeks pertambangan.

Bank "Empat Besar" masing-masing kehilangan sekitar 1,0 persen, sejalan dengan indeks keuangan yang lebih luas yang menuju sesi terburuk dalam seminggu.

Indeks energi kehilangan paling banyak pada indeks acuan, merosot 2,2 persen karena harga minyak lebih lemah.

Target pengambilalihan Oil Search memberi Santos Ltd satu minggu ekstra untuk menyelesaikan uji tuntas atas usulan pembelian 8,4 miliar dolar Australia (6,25 miliar dolar AS) pada Senin.

Baca juga: Bursa Australia turun, saham emas mengimbangi keuntungan penambang, bank

Melawan tren, saham sektor emas terangkat 1,3 persen karena harga emas menguat, dengan penambang emas Northern Star Resources dan Newcrest Mining masing-masing naik 1,5 persen dan 1,8 persen.

Di Selandia Baru, indeks acuan NZX 50 turun 0,3 persen menjadi diperdagangkan pada 13.245,22 poin.

Persentase kerugian terbesar pada indeks utama adalah perusahaan susu A2 Milk Company Ltd yang terpuruk 2,2 persen, diikuti oleh Serko Ltd kehilangan 1,9 persen.
 

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021