Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Hulu Sungai Rudiono Herlambang mengatakan daerah aliran sungai (DAS) di wilayah Kabupaten Hulu Sungai Tengah merupakan prioritas untuk dipulihkan.
Menurut Rudi di Barabai Senin, pada 2021 pihaknya menargetkan rehabilitasi DAS di wilayah KPH Hulu Sungai seluas 300 hektar.
Namun sayang, program rehabilitasi DAS tersebut, menemui beberapa kendala antara lain keterbatasan anggaran, sehingga tidak berjalan dengan maksimal.
"Apalagi perusahaan yang menjalankan program Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) mundur," katanya.
Sebelumnya, Kelompok jurnalis lingkungan Pena Hijau Indonesia bekerjasama dengan masyarakat penjaga hutan adat Posko Meratus melakukan penanaman pohon di kawasan ekowisata Pegunungan Meratus, Dusun Pantai Mangkiling, Desa Datar Ajab, Kecamatan Hantakan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
Kegiatan ini juga dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia dan Hari Sungai Nasional, sekaligus mendukung rehabilitasi daerah aliran sungai (DAS) yang terdegradasi di wilayah tersebut.
Penanaman 1.000 pohon beragam jenis tersebut melibatkan masyarakat adat, kelompok pecinta alam, relawan dan mendapat dukungan dari Dinas Kehutanan, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalsel dan KPH Hulu Sungai.
Ketua Pena Hijau Indonesia Kalimantan Selatan Deny Susanto mengatakan, beragam jenis pohon yang telah ditanam tersebut, berfungsi untuk penyangga DAS juga jenis pohon bernilai ekonomis.
"Beberapa pohon yang kami tanam seperti buah-buahan, termasuk tanaman kopi agar di kemudian hari dapat memberikan manfaat ekonomi bagi warga sekitar," katanya.
Menurut Deny, momen tersebut, sekaligus menandai upaya pengembangan kopi lokal khas Pegunungan Meratus (Kopi Mangkiling) yang mendapat dukungan dari Serikat Petani Indonesia (SPI) Kalsel, UMKM Biji Kopi dan Kopi Aranio.
Dusun Pantai Mangkiling merupakan daerah terpencil yang berada di kawasan puncak Pegunungan Meratus.
Ketua Posko Meratus, Kasman mengatakan bencana banjir besar melanda Kecamatan Hantakan di awal 2021, menunjukkan kondisi DAS yang mengalami kerusakan dan memerlukan penanganan segera.
"Bencana banjir kemarin telah meluluhlantakkan wilayah kami dengan kerugian sangat besar, bahkan merenggut korban jiwa. Perbaikan lingkungan dan rehabilitasi DAS merupakan hal yang sangat mendesak," tuturnya.
Kepala Adat Hantakan, Abdul Hadi menyambut baik kegiatan penghijauan di kawasan sub DAS Hantakan di wilayahnya ini. "Penghijauan di sepanjang DAS kita harapkan dapat memulihkan kondisi kerusakan dan mencegah bencana banjir di masa datang," ungkapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
Menurut Rudi di Barabai Senin, pada 2021 pihaknya menargetkan rehabilitasi DAS di wilayah KPH Hulu Sungai seluas 300 hektar.
Namun sayang, program rehabilitasi DAS tersebut, menemui beberapa kendala antara lain keterbatasan anggaran, sehingga tidak berjalan dengan maksimal.
"Apalagi perusahaan yang menjalankan program Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) mundur," katanya.
Sebelumnya, Kelompok jurnalis lingkungan Pena Hijau Indonesia bekerjasama dengan masyarakat penjaga hutan adat Posko Meratus melakukan penanaman pohon di kawasan ekowisata Pegunungan Meratus, Dusun Pantai Mangkiling, Desa Datar Ajab, Kecamatan Hantakan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
Kegiatan ini juga dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia dan Hari Sungai Nasional, sekaligus mendukung rehabilitasi daerah aliran sungai (DAS) yang terdegradasi di wilayah tersebut.
Penanaman 1.000 pohon beragam jenis tersebut melibatkan masyarakat adat, kelompok pecinta alam, relawan dan mendapat dukungan dari Dinas Kehutanan, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalsel dan KPH Hulu Sungai.
Ketua Pena Hijau Indonesia Kalimantan Selatan Deny Susanto mengatakan, beragam jenis pohon yang telah ditanam tersebut, berfungsi untuk penyangga DAS juga jenis pohon bernilai ekonomis.
"Beberapa pohon yang kami tanam seperti buah-buahan, termasuk tanaman kopi agar di kemudian hari dapat memberikan manfaat ekonomi bagi warga sekitar," katanya.
Menurut Deny, momen tersebut, sekaligus menandai upaya pengembangan kopi lokal khas Pegunungan Meratus (Kopi Mangkiling) yang mendapat dukungan dari Serikat Petani Indonesia (SPI) Kalsel, UMKM Biji Kopi dan Kopi Aranio.
Dusun Pantai Mangkiling merupakan daerah terpencil yang berada di kawasan puncak Pegunungan Meratus.
Ketua Posko Meratus, Kasman mengatakan bencana banjir besar melanda Kecamatan Hantakan di awal 2021, menunjukkan kondisi DAS yang mengalami kerusakan dan memerlukan penanganan segera.
"Bencana banjir kemarin telah meluluhlantakkan wilayah kami dengan kerugian sangat besar, bahkan merenggut korban jiwa. Perbaikan lingkungan dan rehabilitasi DAS merupakan hal yang sangat mendesak," tuturnya.
Kepala Adat Hantakan, Abdul Hadi menyambut baik kegiatan penghijauan di kawasan sub DAS Hantakan di wilayahnya ini. "Penghijauan di sepanjang DAS kita harapkan dapat memulihkan kondisi kerusakan dan mencegah bencana banjir di masa datang," ungkapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021