Wakil Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPRD Kota Banjarmasin H Dedy Sofian mengajak warga masyarakat ibukota Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) khususnya untuk lebih mengeratkan atau meningkatkan persatuan buat membangun Banua.

Ajakan wakil rakyat "Kota Seribu Sungai" Banjarmasin itu saat sosialisasi peraturan daerah (Perda) tentang Lingkungan Hidup oleh Sekretaris Komisi I DPRD Kalsel H Suripno Sumas SH MH di Banjarmasin, Sabtu (7/8) siang.

"Pilkada Kalsel 2020 sudah berlalu, tidak ada lagi pasangan calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur (Wagub) 01 dan 02. Mari kita tingkatkan persatuan dan kesatuan dalam membangun Banua yang sama-sama kita cintai," ajak kader muda PKB tersebut.

"Begitu pula bagi warga masyarakat Kota Banjarmasin kita tinggalkan masa yang sudah berlalu. Kita tingkatkan kebersamaan dalam membangun ibukota Kalsel," lanjutnya.

Menurut dia, salah satu permasalahan yang pemerintah kota (Pemkot) selama ini yaitu bagaimana cara menangani persampahan guna mewujudkan lingkungan hidup yang bersih dan nyaman.

"Sebagaimana selogan Banjarmasin Kota 'Baiman' (Barasih wan Nyaman = bersih dan nyaman). Untuk itu, perlu partisipasi semua pihak/warga masyarakat," demikian Dedy.
Dua narasumber sosialisasi peraturan daerah (Perda) tentang Lingkungan Hidup di Kalsel pada kegiatan yang dilaksanakan Sekretaris DPRD provinsi setempat H Suripno Sumas di Banjarmasin, Sabtu (7/8). Pada gambar tengah Suripno, samping kanan H Wahyu Hardi Cahyono dan samping kiri H Dedy Sofian. (Syamsuddin Hasan)

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pengawasan Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin H Wahyu Hardi Cahyono SPL MS menerangkan, bahwa Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Basirih yang luasnya 39 hektare tinggal sedikit lagi.

"Sebab produksi sampah di Kota Seribu Sungai Banjarmasin yang kini berpenduduk lebih 700.000 jiwa per hari mencapai lima ton dengan asumsi per orang memproduksi sampah rata-rata setengah kilogram," ujarnya.

Karenanya dia mengajak, warga masyarakat Kota Seribu Sungai Banjarmasin untuk tidak membuang sampah, tapi memanfaatkan menjadi sesuatu yang bernilai tambah antara lain dengan memilah sampah organik dan anorganik terlebih dahulu.

"Sampah organik dapat diolah menjadi kompos atau pupuk, dan anorganik dibawa ke 'Bank Sampah' sehingga juga bisa menjadi duit," demikian Wahyu Hardi Cahyono.




 

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021