Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Ketua Sahabat Bekantan Indonesia Amalia Rezki menyatakan, seekor bekantan yang sempat hanyut di Sungai Barito dan diselamatkan pihak Satuan Polisi Perairan Polresta Banjarmasin sudah dilepas ke alam.
"Karena kondisi bekantan itu tidak mengalami cedera terlalu menghawatirkan, maka dengan cepat kita lepas kembali kealam," katanya saat peresmian pembangunan patung bekantan di siring sungai di Jalan Piere Tendean, Rabu.
Ia menambahkan setelah dikarantina di Balai Konservasi Satwa Daerah (BKSD) Kalsel, lalu dilepaskan di hutan pulau Bakut, Barito Kuala.
Dikatakan di Pulau Bakut yang terletak di bawah Jembatan Barito, populasi satwa bekantan kini sudah mencapai 34 ekor dari data yang dimiliki Sahabat Bekantan Indonesia pada 2014, dan diyakini akan cepat berkembang biak jika dilindungi dengan baik oleh semua masyarakat.
Menurut dia, pulau Bakut kini menjadi tempat studi bagi penelitian satwa jenis kera berhidung panjang yang hanya hidup di pulau Kalimantan itu bagi pecinta dan pelajar di Kalsel.
"Bahkan rencananya akan dibangun di pulau itu pusat penyelamatan dan rehabilitasi bekantan, dan ini satu-satunya di Indonesia," bebernya.
Amalia menyebutkan, ada 12 kawasan konservasi satwa bekantan di daerah ini, selain di pulau Bakut, adapula di Rawa Gelap dan Bukit Batik Kapur yang keduanya berada di wilayah hulu sungai.
"Karena populasi satwa bekantan ini mulai berkurang seiring berkurangnya luas wilayah hutan yang menjadi rumah mereka, maka pihaknya menyerukan untuk menjaga bersama keberadaan satwa yang hanya ada di daerah Kalimantan ini dari kepunahan," tuturnya.
Dia pun mengharapkan, bagi pengguna lalulintas di Jembatan Barito untuk berhati-hati, karena sering bekantan melewati jembatan itu lantaran ada pohon yang berdekatan dengan jembatan yang sempat dinobatkan jembatan terpanjang di Asia itu.
"Bahkan kita mendapat informasi, pernah seekor bekantan mati mengenaskan karena ditabrak mobil di jembatan Barito itu," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015