Amuntai, (Antaranews Kalsel) - Dinas Perhubungan Informasi dan Komunikasi Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, melibatkan masyarakat untuk membersihkan enceng gondok (Eichhornia Crassipes) agar tidak mengganggu jalur transportasi air.
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Hulu Sungai Utara (HSU), Hamdani di Amuntai, Senin, mengatakan, enceng gondok tersebut tumbuh di rawa-rawa dan menutupi alur sungai sehingga mengganggu kelancaran perahu dan kapal yang melintas.
"Kita meminta para kepala desa agar secepatnya melaporkan jika ada alur sungai yang tertutup enceng gondok untuk segera dibersihkan. Apabila tidak dibersihkan maka tumbuhan air tersebut bisa menutup alur sungai hingga beberapa kilometer," ujarnya.
Dia menerangkan, hingga saat ini banyak speed boat dan perahu yang ditumpangi anak-anak sekolah dan yang lainnya sering terganggu akibat permukaan sungai penuh dengan enceng gondok.
"Untuk membersihkan eceng gondok yang menutupi alur sungai sepanjang setengah kilometer saja membutuhkan biaya mencapai Rp5 juta," kata Hamdani.
Dishubkominfo memiliki anggaran setiap tahun untuk membersihkan alur sungai dari sumbatan tanaman itu. Caranya dengan memberikan upah kepada masyarakat yang dikoordinir kepala desa untuk membersihkan enceng gondok.
Pada musim di mana petani membersihkan lahan seperti sekarang ini biasanya enceng gondok yang dibersihkan dibuang atau dibiarkan larut ke sungai.
Karena banyak petani yang membuang tanaman ini ke perairan sungai sehingga menutup alur yang biasanya dilewati sarana transportasi air.
Sebagian warga, lanjutnya, memanfaatkan tanaman enceng gondok untuk bahan kerajinan anyaman, namun sebagian besar dibiarkan hanyut menutupi alur sungai.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Hulu Sungai Utara (HSU), Hamdani di Amuntai, Senin, mengatakan, enceng gondok tersebut tumbuh di rawa-rawa dan menutupi alur sungai sehingga mengganggu kelancaran perahu dan kapal yang melintas.
"Kita meminta para kepala desa agar secepatnya melaporkan jika ada alur sungai yang tertutup enceng gondok untuk segera dibersihkan. Apabila tidak dibersihkan maka tumbuhan air tersebut bisa menutup alur sungai hingga beberapa kilometer," ujarnya.
Dia menerangkan, hingga saat ini banyak speed boat dan perahu yang ditumpangi anak-anak sekolah dan yang lainnya sering terganggu akibat permukaan sungai penuh dengan enceng gondok.
"Untuk membersihkan eceng gondok yang menutupi alur sungai sepanjang setengah kilometer saja membutuhkan biaya mencapai Rp5 juta," kata Hamdani.
Dishubkominfo memiliki anggaran setiap tahun untuk membersihkan alur sungai dari sumbatan tanaman itu. Caranya dengan memberikan upah kepada masyarakat yang dikoordinir kepala desa untuk membersihkan enceng gondok.
Pada musim di mana petani membersihkan lahan seperti sekarang ini biasanya enceng gondok yang dibersihkan dibuang atau dibiarkan larut ke sungai.
Karena banyak petani yang membuang tanaman ini ke perairan sungai sehingga menutup alur yang biasanya dilewati sarana transportasi air.
Sebagian warga, lanjutnya, memanfaatkan tanaman enceng gondok untuk bahan kerajinan anyaman, namun sebagian besar dibiarkan hanyut menutupi alur sungai.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015