Banjarmasin,  (Antaranews Kalsel) - Siswa SMAN 1 Banjarbaru jurusan IPA atas nama Muhammad Arsyad Kurniawan meraih nilai tertinggi ujian nasional 2015 dengan nilai 553,4, sedangkan nilai tertinggi kedua jurusan ini diraih Muhammad Nuh Firdaus dari SMA Banua dengan nilai 548,4.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan Ngadimun di Banjarmasin Kamis mengatakan, Muhammad Nuh Firdaus merupakan satu-satunya siswa yang memperoleh nilai 100 dari mata pelajaran Fisika.

Nilai tertinggi jurusan IPS diperoleh Erni (SMA Negeri 1 Banjarmasin) dengan nilai 527,6, disusul Muhammad Rama (SMA Negeri 1 Banjarmasinn) dengan nilai 517,2 dan disusul Ika Sakti Wulandari (SMA Negeri 1 Banjarmasin) nilai 514,0.

Sedangkan jurusan Bahasa nilai tertinggi diperoleh Rafika Ariana Fajrianti (SMA Negeri 1 Tanjung) nilai 447,9, Nor Aina (SMA Negeri 1 Mataraman) nilai 445,0 dan Siti Rizkiah (SMA Negeri 1 Mataraman) nilai 437,1.

Ngadimun mengatakan, secara keseluruhan hasil ujian nasional 2015 di 13 kabupaten/kota se Kalsel merata, artinya tidak ada lagi kabupaten/kota yang menguasai nilai ujian nasional tertinggi baik itu jurusan IPA, IPS maupun Bahasa.

"Hampir seluruh hasil ujian di masing-masing mata pelajaran mendapatkan nilai yang baik, dan merata secara keseluruh di 13 kabupaten/kota se Kalsel, dan saya sangat bersyukur atas prestasi yang diraih ini," kata Ngadimun.

Seperti pada bidang studi Bahasa Indonesia nilai di atas 6 pada tahun 2014 hanya diarih 63 persen siswadan pada 2015 ini meningkat menjadi 83 persen, Bahasa Inggris 46, 49 persen menjadi 70,13 persen, Matematika 21,32 persen menjadi 43,47 persen, Fisika 20,95 persen menjadi 67,78 persen.

Selanjutnya, Kimia 12,02 persen menjadi 40,50 persen dan Biologi 17,44 persen menjadi 44,36 persen.Ngadimun mengatakan, prestasi yang diraih para siswa peserta ujian nasional tersebut antara lain, berkat peran semua pihak yakni tenaga pengajar, kepala sekolah, dan orangtua murid.

Selain itu dukungan Dinas Pendidikan Provinsi Kalsel berupa pemberian hibah kepada sekolah juga menjadi salah satu faktor pemerataan pendididan tersebut, dimana tidak ada satu sekolah pun yang diistimewakan. Semua sekolah dianggap sama yang penting sekolah itu bisa meningkatkan mutu pendidikan di daerahnya.

Meski begitu, kata Ngadimun, masih terdapat catatan dalam pelaksanaan dan mata pelajaran yang diraih siswa yang akan menjadi evaluasi Disdik, sehingga pelaksanaan ujian nasional yang akan datang bisa lebih baik dan hasil yang diraih semua mata pelajaran bisa maksimal.

"Nilai mata pelajaran yang kurang akan kita lihat apa penyebabnya, apakah di sekolah tersebut sarana dan prasarana yang kurang baik atau faktor guru mata pelajaran, semua akan kita evaluasi dan mencari solusinya," katanya.

Pewarta: Ulul Maskuriah

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015