Hektaran tanaman padi di Kecamatan Kelumpang Selatan, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, mengalami kekeringan, daunnya mulai menguning dan terancam gagal panen.

"Sudah hampir sebulan tidak turun hujan, sehingga sawah yang sudah ditanami padi itu mengalami kekeringan, tanahnya sampai terlihat pecah-pecah dan terancam gagal panen," kata Sariman, petani di Bumi Asih, Kecamatan Kelumpang Selatan, Selasa.

Dikatakan, tanaman padi yang baru berumur sekitar satu bulan itu lambat laun daunnya terus berubah warna menjadi kecoklatan dan kering disaat lama tidak diguyur hujan.

Lama tidak diguyur air hujan, lahan persawahan yang tidak tersedia sarana irigasi itu juga mulai pecah-pecah dengan lebar lubang berfariasi antara 1cm - 5cm itu terus mengeras, dan membuat tanaman layu.

"Kalau sudah seperti itu, tidak ada harapan lagi tumbuh sehat, bahkan bisa-bisa tanaman tersebut mati sebelum mengeluarkan bulir-bulir gabah," kata petani asal Cilacap, Jawa Tengah, tanpa menyebutkan luas tanaman padi yang terancam puso.

Selain puso akibat kekeringan, sebelumnya sebagian tanaman padi yang sudah siap panen juga diserang hama tikus.

Petani yang lain, Ponari, menambahkan, baru memanen sisa padi yang sempat diserang hama tikus.

"Meskipun hasilnya jauh dibandingkan kondisi normal, alhamdulillah, masih ada sisa beberapa karung gabah sisa tanaman yang diserang hama tikus," katanya.

Selama tanaman padi diserang hama tikus,, Ponari mengaku membasmi tikus menggunakan media kepiting sawah yang dibubui racun tikus.

"Hampir setiap sore, saya menangkap kepiting sawah untuk direbus lalu diberi racun tikus, dan ditebar di pematang dan tengah-tengah areal tanaman padi," ujarnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Kotabaru, H Hairudin, belum berhasil dikonfirmasi terkait ancaman puso dan serangan hama tikus itu.

Pewarta: Ih

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021