Bunker yang terletak tepat di belakang kantor Polsek Tegalsari, Kota Surabaya, Jawa Timur, bakal dimanfaatkan menjadi Coworking Space atau ruang kerja bersama maupun tempat pameran produk UMKM.
"Revitalisasi bunker yang dimulai 2020, saat ini sudah selesai," kata Kepala Bidang Bangunan dan Gedung Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKP-CKTR) Kota Surabaya Iman Krestian di Surabaya, Minggu.
Ia mengatakan Bunker Tegalsari sebelumnya dipakai untuk kantor Satgas PU Bina Marga, lalu beralih menjadi tempat penyimpanan peralatan siaga bencana oleh BPB Linmas dan terakhir dialihfungsikan menjadi tempat fasilitas ekonomi.
Iman menjelaskan bangunan tersebut hanya diperbaiki dan diperindah saja dan tidak diubah, karena bangunan itu merupakan cagar budaya.
Untuk itu, lanjut dia, yang dilakukan DPRKP-CKTR adalah pembenahan lantai, perbaikan dinding, landscape hingga kebocoran di berbagai titik lokasi.
"Bangunannya tidak kami ubah sama sekali. Kami hanya memperbagus dan membenahi beberapa kerusakan saja. Kami buatkan toilet di dekat area, tetapi tetap tidak mengubah keaslian bunker," ujarnya.
Ia mengatakan bunker dengan luas 120 meter persegi itu akan dikelola oleh Dinas Perdagangan (Disperindag) Surabaya. Namun, Iman memastikan Disperindag menunggu masih penetapan status penggunaan.
"Setelah ada penetapan Disperindag yang mengelola terkait pelatihan apa saja yang ada di sana, termasuk kegiatan di lokasi itu," katanya.
Untuk waktu pemanfaatannya, Iman menunggu arahan lebih lanjut dari Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
"Revitalisasi bunker yang dimulai 2020, saat ini sudah selesai," kata Kepala Bidang Bangunan dan Gedung Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKP-CKTR) Kota Surabaya Iman Krestian di Surabaya, Minggu.
Ia mengatakan Bunker Tegalsari sebelumnya dipakai untuk kantor Satgas PU Bina Marga, lalu beralih menjadi tempat penyimpanan peralatan siaga bencana oleh BPB Linmas dan terakhir dialihfungsikan menjadi tempat fasilitas ekonomi.
Iman menjelaskan bangunan tersebut hanya diperbaiki dan diperindah saja dan tidak diubah, karena bangunan itu merupakan cagar budaya.
Untuk itu, lanjut dia, yang dilakukan DPRKP-CKTR adalah pembenahan lantai, perbaikan dinding, landscape hingga kebocoran di berbagai titik lokasi.
"Bangunannya tidak kami ubah sama sekali. Kami hanya memperbagus dan membenahi beberapa kerusakan saja. Kami buatkan toilet di dekat area, tetapi tetap tidak mengubah keaslian bunker," ujarnya.
Ia mengatakan bunker dengan luas 120 meter persegi itu akan dikelola oleh Dinas Perdagangan (Disperindag) Surabaya. Namun, Iman memastikan Disperindag menunggu masih penetapan status penggunaan.
"Setelah ada penetapan Disperindag yang mengelola terkait pelatihan apa saja yang ada di sana, termasuk kegiatan di lokasi itu," katanya.
Untuk waktu pemanfaatannya, Iman menunggu arahan lebih lanjut dari Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021