Ancaman Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) terbukti belum surut mengintai warga di Kabupaten Barito Kuala (Batola), Kalimantan Selatan. 

Hanya berselang seminggu tiga nyawa melayang akibat virus mematikan tersebut.

Mereka masing-masing nenek Taw (62) warga Kecamatan Barambai, kakek Sar (72) warga Kecamatan Tabukan dan nyonya Sut (58) warga Kecamatan Wanaraya. 

Sebelum meninggal ketiganya sempat dirawat di RSUD H Abdul Azis Marabahan.

Taw masuk rumah sakit Kamis (20/5),  namun setelah dirawat beberapa hari meninggal dunia Rabu (26/5) sekitar pukul 12.42 Wita, kakek Sar masuk rumah sakit Minggu (23/5) dan meninggal dunia Minggu (30/5) sekitar pukul 23.25 Wita. 

Sedangkan nyonya Sut masuk rumah sakit, Minggu (30/5/) dan setelah dua hari dirawat juga meninggal dunia, Senin (1/6) sekitar pukul 17.00 Wita.

Ketiga jenazah dimakamkan dengan mekanisme protokol COVID-19. Taw dimakamkan di pemakaman khusus di Km 2 Desa Talaran, Kecamatan Marabahan, Sar dimakamkan di Desa Teluk Tamba, Kecamatan Tabukan dan Sut dimakamkan di Desa Simpang Jaya,  Kecamatan Wanaraya.

Direktur RSUD H Abdul Azis Marabahan H Fathurrahman melalui Kepala Tata Usaha (TU) Suswantono membenarkan ketiga jenazah sempat dirawat di rumah sakit terbesar di Batola.

“Ketiga pasien masuk rumah sakit dalam kurun berbeda namun dengan gejala yang hampir sama. Mereka mengalami gejala pneumonia (sesak nafas) sehingga dilakukan swab ternyata hasilnya positif,” papar Suswantono.

Sementara untuk almarhumah Sut, tambahnya, penanganannya lebih berat karena ada penyakit bawaan diabetes melitus tipe 2 non obesity.

Menanggapi peristiwa kematian yang menimpa tiga warga tersebut, Bupati Batola Hj Noormiliyani AS, menekankan seluruh warga Batola agar senantiasa mentaati protokol kesehatan (prokes) dengan menerapkan 6M yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, menghindari kerumunan serta mengikuti vaksinasi pada saat tahapan dilaksanakan.

Wanita yang pernah merasakan sakitnya serangan COVID-19 itu mengingatkan masyarakat, dalam memakai masker harus secara terus menerus kendati hanya pada saat bertandang ke tetangga. 

Mengingat, sebut dia, kluster-kluster biasanya dipicu kurang disadarinya penggunaan masker.

Noormiliyani juga minta, setiap individu masyarakat harus menjadi contoh penerapan prokes. 

Terlebih, papar dia,  menjaga kesehatan juga sesuai anjuran Rasulullah serta sesuai perintah agama.

Sementara itu, berdasarkan peta sebaran dari Tim Gugus Percepatan Penanganan (GTPP), Jumat (04/06/2021), total kasus Covid-19 yang terjadi di Batola mencapai 2.031 orang yang terdiri dari sembuh 1.961 orang (96,6 persen), meninggal dunia 31 orang (1,5 persen), dan kasus aktif masih 39 orang (1,9 persen).

Ke-39 kasus aktif ini tersebar di 10 kecamatan masing-masing Tabukan dua orang, Anjir Pasar dua orang, Tabunganen satu orang, Tamban dua orang,  Alalak 17, Rantau Badauh sath orang, Cerbon dua, Marabahan sembilan, Bakumpai dua dan Kuripan satu orang.

Sedangkan tujuh kecamatan yang masuk zona hijau masing-masing Barambai, Wanaraya, Belawang, Anjir Muara, Mekarsari, Mandastana dan Jejangkit. 

 

Pewarta: Arianto

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021