Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan Mukhyar mengungkapkan, sebanyak 50 Kepala Keluarga (KK) Warga yang tinggal di samping Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Basirih, Banjarmasin Selatan segera mendapat suplai energi biogas.


Dikatakan dia, Rabu, 50 KK yang dimaksud segera mendapatkan suplai energi biogas atau gas metan dari pengolahan di TPA Basirih itu adalah Handil Paluang. Untuk infrastrukturnya, yakni, pembangunan pipa pengantar biogas kerumah-rumah warga di sana sudah dibuatkan.

"Selain memulung, kita tidak mau mereka hanya mendapatkan baunya saja, tapi juga memberi manfaat lain yang dihasilkan dari TPA," ujarnya.

Yang masih menjadi kendala kini, ungkap Mukhyar, yakni daya listrik yang kurang, hingga blower belum dioperasionalkan untuk menghisap biogas untuk distribusi ke rumah-rumah warga.

Namun dia memastikan, sudah meminta penambahan daya ke PLN dari 400 Kwh menjadi 900 Kwh, agar blower penghisap energi biogas bisa dimaksimalkan.

"Kalau sudah ditambah baru suplai energi biogas ke rumah-rumah warga bisa optimal," tuturnya.

Diutarakannya, pemasangan jaringan pipa energi biogas termasuk perangkat dan penyiapan kompor khusus di rumah warga anggarannya tidak sampai Rp 200 juta.

"Suplai biogas untuk warga diberikan gratis," katanya.

Diungkapkannya, biogas yang dihasilkan TPA Basirih juga digunakan untuk energi tenaga mesin pembangkit listrik yang dimanfaatkan sebagai tenaga penerangan di lokasi TPA.

Ia menjamin, sifat energi biogas beda dengan elpiji hingga suplai biogas belum bisa dilakukan memakai tabung, selain itu biogas lebih aman karena tidak mudah meledak kalau ada kebocoran.

Menurut dia, biogas yang dihasilkan TPA Basirih masih berlimpah. Jadi ada rencana pengembangan biogas ke rumah-rumah warga lainnya.

  "Kalau program biogas ke rumah warga berhasil akan dikembangkan," tandasnya.   

Pewarta: Sukarli

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015