Batulicin (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, membina pelajar tingkat Sekolah Menegah Atas (SMA) untuk memenfaatkan sampah organik dijadikan biogas.
"Sebagai upaya untuk mendorong pemanfaatan sampah organik di lingkungan sekolah yang masih belum bisa diuraikan sendiri maka, DLH menginisiasi pengadaan biodigester kepada tiga sekolah di Kecamatan Sungai Loban," kata Kasubbid Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup pada DLH, Siti Fatimah, di Batulicin Selasa.
Dia menjelaskan, alat yang memiliki berkapasitas sekitar 70 liter itu nantinya dapat menguraikan sampah organik berupa limbah makanan, sampah taman seperti daun kering dan rumput, serta kotoran sapi untuk diolah menjadi biogas dan pupuk cair.
langkah itu merupakan yang pertama dilakukan ke sekolah, sekaligus sebagai bentuk apresiasi kepada sekolah yang telah berhasil meraih predikat adiwiyata tingkat kabupaten dan tingkat provinsi pada periode 2019.
Dijelaskan Fatimah bahwa, untuk mempercepat aktivator akan lebih bagus jika dimasukkan kotoran sapi basah atau janjang sawit terlebih dahulu.
Selanjutnya, kotoran sapi yang tercampur air dibiarkan selama dua minggu untuk menghidupi mikroba di dalamnya, minggu ketiga gas dibuang, setelahnya penggunaaan gas baru bisa dimanfaatkan pada minggu keempat.
"Gerakan merupakan gambaran sederhana yang masih bisa dikembangkan secara lebih inovatif, serta salah satu wujud untuk mengembangkan program sekolah adiwiyata," ujarnya.
Sedangakan, media untuk pembuatan biodigester sangat terjangkau dengan biaya berkisar Rp300 rubu. Namun memberikan manfaatnya sangat banyak dalam kehidupan karena penguraian sampah organik mampu menghasilkan gas dan energi yang ramah lingkungan.