Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Ariffin segera menurunkan tim untuk melihat langsung kondisi di lokasi kejadian kebocoran pipa minyak PT Pertamina yang terjadi sejak akhir pekan lalu di Kampung Maliau, Desa Garagata, Kecamatan Jaro, Tabalong.

"Kita akan melakukan pendataan di lapangan dan memastikan apa yang terjadi untuk bisa mengambil sikap dan mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi," kata gubernur di Banjarmasin, Senin.

Dia berharap, kebocoran minyak PT Pertamina tidak sampai merugikan masyarakat dan membahayakan lingkungan yang ada di sekelilingnya.

PT Pertamina segera menyelesaikan masalah tersebut secepatnya, sehingga berbagai kemungkinan yang terjadi akibat kebocoran minyak tersebut bisa diminimalisasi.

"PT Pertamina harus bertanggungjawab penuh dan segera menyelesikan masalah tersebut, sehingga dampak lingkungan yang ditimbulkan bisa diminimalisasi," katanya.

Kepala BLHD Kalsel Rakhmadi Kurdi mengatakan, pihaknya segera menurunkan tim untuk memastikan penyebab terjadinya kebocoran minyak tersebut apakan karena kesalahan teknis atau karana faktor alam.

Saat ini, kata dia, tim BLHD Pemkab Tabalong sedang melakukan pendataan intensif, dari pendataan awal tersebut diharapkan didapat informasi tentang penyebab kebocoran tersebut.

Dengan demikian, kata dia, pihaknya bisa memastikan langkah-langkah yang bisa diambil untuk mengatasi persoalan tersebut.

"Kemungkinan Jumat (5/8) tim kami akan turun ke lapangan untuk melihat langsung kondisi lingkungan di lokasi kejadian termasuk untuk melihat apakah perusahaan memiliki analisa dampak lingkungan (amdal) atau tidak," katanya.

Kalau ternyata Amdal-nya bermasalah, kata dia, pihaknya akan melakukan teguran sesuai dengan kesalahannya dan bila tetap tidak ada perbaikan akan diberikan sanksi.

Mengatasi kebocoran tersebut kini PT Pertamina Tanjung memasang "oilboom" di lokasi kebocoran minyak tersebut.

Selain itu, sebanyak 50 personel PT Pertamina yang diturunkan ke lokasi kebocoran juga membuat "temporary pit" untuk menampung minyak yang tumpah, kata Kepala Bagian Humas PT Pertamina Tanjung Noor Erfansyah, di Tanjung, Jumat.

Pemasangan oilboom dilakukan sebagai upaya meminimalisasi areal penyebaran minyak di lokasi kebocoran.

"Upaya teknis sudah kami lakukan sejak hari pertama kebocoran, baik itu berupa penyedotan minyak, pembuatan 'temporary pit' hingga pemasangan oilboom untuk meminimalisasi penyebaran minyak," ujar  Erfansyah.

Sebelumnya, tumpahan minyak mentah dari kebocoran pipa milik PT Pertamina Tanjung di Kampung Maliau Desa Garagata Kecamatan Jaro, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan menggenangi 15 rumah warga setempat.

Kebocoran pipa yang sejak Sabtu (24/7) itu menyebabkan sejumlah warga Maliau mengungsi dan tak bisa melakukan kegiatan memasak karena tumpahan minyak masih mengepung kampung mereka.

Wasto, karyawan PT Pertamina Tanjung mengatakan, kebocoran itu sendiri berawal dari kegiatan pemompaan minyak di kilometer 20 Kampung Maliau, namun karena usia pipa sudah cukup tua dinding pipa tidak mampu menahan tekanan sehingga terjadi kebocoran.

Pewarta:

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2010