Anggota Tim Pakar Universitas Lambung Mangkurat (ULM) untuk Percepatan Penanganan COVID-19 Prof Dr dr Syamsul Arifin MPd mengatakan bertepatan dengan peringatan Hari Lahir Pancasila, sangat relevan  nilai-nilai yang terkandung diterapkan Indonesia sebagai energi dalam menghadapi pandemi COVID-19.

"Melalui penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, harapannya kita berhasil menghadapi pandemi karena memiliki energi yang kuat untuk memutus rantai penyebarannya," kata dia di Banjarmasin, Selasa.

Syamsul menyatakan berbagai upaya pengendalian pandemi telah dilakukan pemerintah. Salah satunya dengan mengimbau masyarakat untuk patuh protokol kesehatan 5M (Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak, Menghindari kerumunan dan Membatasi mobilitas) dan melakukan 3T (Testing, Tracing, dan Treatment) serta V (Vaksinasi). 

Dalam kaitan pelaksanaan 5M+3T+V dengan nilai-nilai Pancasila dijelaskan Syamsul pada Sila Pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, sehingga selayaknya selalu berdoa dan terus berikhtiar agar pandemi segera berakhir.

Kemudian Sila Kedua Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, dalam pelaksanaan tracing, testing, treatment sudah sepatutnya dilakukan secara beradab. Orang yang terinfeksi maupun penyintas COVID-19 tidak sepatutnya dikucilkan dan mendapatkan stigma negatif, namun justru diberlakukan dengan baik dan terhormat, sehingga secara psikologis dapat digunakan untuk mempercepat kesembuhan.

Pada Sila Ketiga Persatuan Indonesia, mengingat infeksi COVID-19 merupakan penyakit komunal, maka sangat dibutuhkan kesadaran bersama untuk melawan pandemi.

Penyakit ini tidak akan berhasil diatasi jika perlawanan hanya dilakukan secara individual. Oleh karena itu, perlu kesadaran bersama mematuhi protokol kesehatan. 

Di samping itu perlu kesadaran bersama penting vaksinasi COVID-19 untuk mencapai "herd immunity" atau kekebalan kelompok yang akan terbentuk jika minimal 70 persen dari jumlah penduduk di suatu negara telah divaksinasi.

Sedangkan Sila Keempat Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan, dipaparkan Syamsul dalam rangka penanganan COVID-19 telah pula dikembangkan dengan pembentukan Kampung Tangguh. Tentunya kebijakan yang baik ini perlu diberikan penguatan baik oleh pemerintah maupun masyarakat. 

"Pemberdayaan Kampung Tangguh ini dapat dilakukan masyarakat secara bertanggung jawab tentunya jika telah diputuskan secara bersama melalui permusyawaratan pemerintah desa atau kelurahan dengan warga," papar Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM itu.

Sementara pada Sila Kelima Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, tambah Syamsul, pelaksanaan 3T dapat dilakukan secara adil dan merata kepada seluruh masyarakat yang sesuai dengan indikasi tanpa memandang status sosial dan sebagainya.

Demikian pula kesempatan untuk mendapatkan vaksinasi harus adil dan merata bagi seluruh rakyat Indonesia yang memenuhi persyaratan dari aspek kesehatan.
     
"Semua upaya (5M+3T+V) dapat dipatuhi masyarakat dengan baik melalui penerapan nilai-nilai Pancasila, sehingga penanganan pandemi dapat terwujud dengan sukses," kata pria yang juga menjabat Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Palangkaraya itu.

Pewarta: Firman

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021