Sekretaris Komisi IV DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) Firman Yusi SP berpendapat pembangunan jalan darat menjadi salah satu alternatif pengganti jembatan layang di daerah Hulu Hantakan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) yang sudah beberapa kali rusak akibat diterjang banjir.

 Yusi menilai, jalan darat relatif lebih  aman sebagai penghubung bagi warga hulu Hantakan tanpa harus membangun titian atau jembatan.

"Terkecuali bangunan titian tersebut dengan konstruksi tinggi di atas perkiraan pemukaan air banjir. Sebab kalau sama seperti selama ini, akan kembali diterjang banjir," kata mantan anggota DPRD Kabupaten Tabalong, Kalsel tersebut.

Menurut  wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel V/Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Balangan dan Kabupaten Tabalong tersebut, jalan darat yang dia maksud  sebenarnya sudah ada di hulu Hantakan, namun kondisinya masih perlu mendapatkan perbaikan.

"Kan ada jalan darat di hulu Hantakan itu, tinggal memperbaiki seperti merumbih daerah pendakian yang relatif tinggi, dengan menggunakan alat berat, untuk lebih memudahkan pengguna jalan tersebut," sarannya.

Walaupun, kata dia, lewat jalan darat tersebut lebih jauh bila dibandingkan dengan menggunakan titian. Tetapi mungkin lebih baik daripada membangun kembali titian yang tidak memenuhi persyaratan dari antisipasi bencana banjir," lanjutnya.

Ia berharap, perbaikan jalan darat hulu Hantakan itu segera dilaksanakan, untuk memudahkan hubungan warga, serta lebih membuka keterisolasian daerah pedalaman Pegunungan Meratus wilayah HST tersebut.

Begitu pula titian tetap kembali terbangun dengan konstruksi yang memungkinkan terhindar dari terjangan banjir, guna lebih memudahkan atau percepatan hubungan warga masyarakat hulu Hantakan itu, demikian Firman Yusi.
Anggota Komisi IV DPRD Kalsel Athaillah Hasbi dari Partai Golkar asal Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST). (Syamsuddin Hasan)

Pada kesempatan terpisah, anggota Komisi IV DPRD Kalsel Athaillah Hasbi SH asal "Bumi Murakata" HST mengatakan, titian di hulu Hantakan itu sudah delapan kali perbaikan atau pembangunannya.

"Memang titian itu bukan permanen atau dalam bentuk darurat, termasuk bikinan atas bantuan Poltek Banjarmasin," ujar wakil rakyat dari Partai Golkar tersebut.

"Pembangunan titian yang masih bersifat darurat tersebut, selama ini sebagian besar merupakan usaha/swadana masyarakat setempat," demikian Athaillah Hasbi.

Sejak bencana banjir besar Januari 2021 hingga kini sudah beberapa kali banjr melanda Bumi Murakata HST, termasuk Hantakan yang berada di pinggiran kawasan Pegunungan Meratus atau hulu daerah aliran sungai (DAS) Kali Benawa/Sungai Barabai.

Banjir terakhir terjadi masih dalam suasana lebaran Idul Fitri 1442 Hijriah  yang kembali mengambrukan titian di hulu Hantakan, namun keadaannya tidak separah Januari lalu.
Salah satu dampak bencana banjir yang melanda hampir sebagian besar wilayah Kalsel, termasuk Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST). Titian gantung/jembatan baayun Desa Aluan Mati Kecamatan Batu Benawa HST rusak karena terjangan banjir Januari lalu. (Syamsuddin Hasan)




 

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021