Ketua Komisi IV Bidang Kesra DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) HM Lutfi Saifuddin SSos mengharapkan, agar larangan mudik jangan sampai menghilangkan makna hari kemenangan bagi umat Islam.

"Sebenarnya Hari Raya Fitrah atau Idul Fitri merupakan hari kemenangan umat Islam setelah melaksanakan puasa Ramadhan sebulan penuh. Semua harus memahami arau memaklumi makna sebuah kemenangan," ujarnya melalui WA Jumat malam.

Menurut anggota DPRD Kalsel dua periode itu, perlakuan yang berlebih-lebihan dalam penerapan larangan mudik sama dengan menghilangkan makna kemenangan bagi umat Islam yang berpuasa sebulan penuh  melawan/menahan hawa nafsu.

"Umat Islam seperti kehilangan makna hari kemenangan dengan penerapan larangan mudik bagaikan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB),"  ujar Ketua Komisi IV DPRD Kalsel yang juga membidangi keagamaan itu.

Oleh sebab itu, wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel I/Kota Banjarmasin dari Partai Gerindra tersebut mengritisi perlakuan larangan mudik bak PSBB seperti terpenjara jam malam.

"Sebetulnya dalam kondisi perekonomian saat ini yang masih terpuruk, rasanya untuk biaya mudikpun orang berpikir dua kali," ujar wakil rakyat yang selalu berpikir dan bersikap kritis, serta berpihak kepada kepentingan rakyat banyak tersebut.

"Pelarangan lintas kabupaten/kota pada pukul 22.00 Wita perlu dipertanyakan manfaat dan efektifitasnya. Apa argumentasi hingga pemberlakuan 'jam malam' karena hanya beberapa jam saja," lanjutnya.

Jadi menurut dia, kirsnya tidak perlu pemberlakuan jam malam, karena justru lebih banyak merugikan masyarakat. 

"Apa lagi ditambah batas waktu berjualan pada bulan Ramadhan ini, jelas sangat berpengaruh bagi perekonomian masyarakat khususnya para pedagang," demikian Lutfi Saifuddin.
 

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021