Anggota Komisi II Bidang Ekonomi dan Keuangan DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) Muhammad Yani Helmi atau yang akrab dengan sapaan Paman Yani menaruh perhatian serius terhadap permasalahan pertanian dan perkebunan (Tanbun) di Kabupaten Kotabaru.

Perhatian itu ketika Paman Yani reses ke Kotabaru - kabupaten paling timur Kalsel atau tepatnya Desa Gunung Ulin (sekitar 300 kilometer timur Banjarmasin), Kecamatan Pulau Laut Utara, Rabu (5/5).

Pasalnya harga hasil pertanian dan perkebunan lokal di Desa Gunung Tinggi Kotabaru belakang anjlok sebagaimana penuturan warga masyarakat setempat saat Paman Yani reses.

Selain anjlok, hasil pertanian yang warga Desa Gunung Ulin garap ternyata masih kalah bersaing dengan kabupaten dan provinsi lain.

"Bahkan Sulawesi, Kabupaten Banjar dan Tanah Laut (Tala) kabarnya telah menguasai pendistribusian di pasar tradisional di wilayah tersebut," tutur warga masyarakat Desa Gunung Ulin seperti dikutip Paman Yani.

Wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel VI/Kabupaten Kotabaru dan Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) mengaku terkejut atas pernyataan langsung dari warga masyarakat Desa Gunung Ulin tersebut.

Sebagaimana pengakuan warga masyarakat Desa Gunung Ulin, mereka sering mengalami kerugian hingga sepi pelanggan, sementara ada hasil pertanian dari provinsi lain masuk, kutip wakil rakyat dari Partai Golkar itu.

"Saya rasa tidak enak didengar ya, ketika warga masyarakat bercocok tanam dan berkebun yang menghasilkan sebuah komoditas, tetapi harga anjlok. Hal ini kami tidak menginginkan," ujarnya usai menggelar kegiatan reses hari kelima dalam rangkaian menjaring aspirasi masyarakat Desa Gunung Ulin tersebut.

Dirinya mendengar, bahwa masyarakat Desa Gunung Ulin itu mulai dari nenek moyang bahkan hingga kini mata pencaharian mereka dari generasi ke generasi mayoritas pengolah perkebunan dan pertanian.
Anggota Komisi II Bidang Ekonomi dan Keuangan DPRD Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel Muhammad Yani Helmi dari Partai Golkar sedang reses di Kecamatan Pulau Laut, Kabupaten Kotabaru, 5 Mei 2021. (Istimewa)

Menanggapi hal tersebut, wakil rakyat yang cukup "vokal" dalam membela dan memperjuangkan aspirasi masyarakat itu, melalui Komisi II yang juga membidangi pertanian dan perkebunan, serta perdagangan akan memanggil satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait.

"Kita akan perjuangkan aspirasi masyarakat tersebut, dan segera memanggil sejumlah SKPD terkait untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang kini menjadi persoalan bersama," ujar laki-laki yang berpenampilan atletis dan berpakaian selalu rapi itu.

"Saya akan segera panggil Dinas Perdagangan, Tanaman Pangan dan Holtikultura, Ketahanan Pangan, serta Dinas Peternakan dan Perkebunan, baik tingkat Kalsel ataupun kabupaten setempat  guna mecarikan solusi. Setidaknya, kita bicarakan dulu jangan diam, malu hati juga kalau tidak disampaikan," tegasnya.

Ia menginginkan adanya pola yang tepat agar hasil pertanian dan perkebunan milik masyarakat lokal di wilayah tersebut bisa mengusai pangsa pasar minimal di daerahnya sendiri.

"Sekali lagi, terpenting kita suarakan dulu kepada pemerintah baik provinsi maupun kabupaten, agar ke depan hasil pertanian  warga semestinya harus dan mampu merajai pangsa pasar di wilayahnya sendiri kalau perlu di kota besar seperti di Banjarmasin. Maka dari itu, supaya tidak terbuang sia-sia dan percuma harus ada pola atau langkah yang tepat tadi," demikian Paman Yani. 
Anggota Komisi II Bidang Ekonomi dan Keuangan DPRD Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel Muhammad Yani Helmi dari Partai Golkar sedang reses di Kecamatan Pulau Laut, Kabupaten Kotabaru, 5 Mei 2021. (Istimewa)


 

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021