Martapura, (Antaranews Kalsel) - Batuan yang ditemukan di Desa Martadah, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, ternyata bukan giok, tetapi jenis batuan beku flutonik dan bukan kategori batu permata (Gemstone).


Hal itu dikatakan petugas Gemologist Lembaga Pengembangan dan Sertifikasi Batu Mulia (LPSB) Kabupaten Banjar, Heru Budi Kurniawan di Martapura, Rabu.

"Hasil pemeriksaan sampel batuan dari Sungai Tarini Desa Martadah itu dipastikan bukan jenis batu giok, tetapi batuan beku flutonik," ujarnya kepada sejumlah wartawan.

Menurut pakar bebatuan tersebut, batuan hijau dari Desa Martadah merupakan batuan murni gabungan agregat yang dalam bahasa geologis masuk kategori batuan beku flutonik.

"Batuan beku flutonik merupakan batuan beku yang terpengaruh intrusi dari magma lapisan bawah bumi ke atas sehingga membentuk struktur batuan," ungkapnya.

Menurut akademisi Akademi Teknik Pertambangan Nasional (ATPN) Kota Banjarbaru itu, berbeda dengan giok yang merupakan batuan metamorf dan terbentuk murni dari mineral.

"Batu giok adalah batuan murni mineral dan struktur butiran batu giok lebih halus sedangkan struktur batuan hijau Desa Martadah lebih kasar seperti butiran gula," ucapnya.

Dia mengatakan, secara lebih detail, karakter batuan Martadah merupakan gabungan agregat batuan sehingga membentuk unsur warna hijau, abu-abu dan putih.

"Perbandingan unsur terang dan gelapnya (hijau) berbanding 50:50 dan jenis batuan hijau seperti itu, bukan masuk kategori batu permata atau Gemstone," ujarnya.

Seperti diketahui, penemuan batu diduga giok sepanjang satu kilometer di aliran Sungai Tarini Desa Martadah, Kabupaten Tanah Laut (Tala), cukup menghebohkan masyarakat Kalsel.

Keberadaan batu itu mengundang banyak orang berdatangan sehingga Pemkab Tala menurunkan tim dan meminta bantuan aparat keamanan mengamankan kawasan itu.

  Bupati Tala Bambang Alamsyah mengatakan, penemuan batu alam sejak awal Maret itu jangan sampai merusak lingkungan karena eksploitasi tak terkendali dan tanpa izin.    

Pewarta: Yose Rizal

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015