Provinsi Kalimantan Selatan alami deflasi sebesar 0,18 persen pada bulan April 2021 karena terjadinya penurunan harga ditunjukan oleh turunnya beberapa indeks kelompok 
pengeluaran.

Jika dihitung berdasarkan tahun kalender, pada April 2021 Kalsel mengalami inflasi sebesar 0,26 persen sedangkan tingkat inflasi tahun ke tahun (April 2021 terhadap 
April 2020) sebesar 2,14 persen. 

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel Moh Edy Mahmud dalam siaran pers, Rabu menyebutkan, terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 107,24 pada Maret 2021 menjadi 107,05 pada April 2021.

"Indeks Harga Konsumen menurun dimana Banjarmasin dan Tanjung mengalami deflasi masing-masing sebesar 0,22 dan 0,07 persen, dan Kotabaru mengalami inflasi sebesar 0,22 persen," ujarnya.

Disebutkan, kelompok pengeluaran yang memicu terjadinya deflasi yakni penurunan harga kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,75 persen, diikuti kelompok perumahan, air, listrik, gas sebesar 0,47 persen.

Kemudian, kelompok kesehatan terjadi penurunan sebesar 0,12 persen. Sementara indeks kelompok lainnya mengalami kenaikan atau tidak mengalami perubahan.

"Komoditas mengalami penurunan harga dengan andil deflasi tertinggi di Kalsel antara lain ikan gabus, bahan bakar rumah tangga, daging ayam ras, cabai rawit, dan bawang merah," ujar Eddy.

Sedangkan komoditas mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi tertinggi, antara lain angkutan udara, cabai merah, kerudung/jilbab, 
laptop/notebook dan pasta gigi.

Perbandingan inflasi antarkota di Kalimantan diketahui delapan kota mengalami inflasi sementara empat kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tarakan sebesar 0,73 persen.

Sedangkan inflasi terendah terjadi di Balikpapan sebesar 0,02 persen dan deflasi terdalam terjadi di Kota Banjarmasin sebesar 0,22 persen dan deflasi terendah terjadi di Kota Palangkaraya sebesar 0,06 persen.

 

Pewarta: Yose Rizal

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021