Amuntai, (AntaranewsKalsel) - Sebanyak 22 hektare tanaman padi di dua kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, terancam fuso akibat terendam banjir.

"Sudah lebih sepekan, puluhan hekatre tanaman padi di Kecamatan Amuntai, Selatan, dan Kecamatan Babirik terendam banjir, dan rusak," kata Kepala Seksi Statistik, Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura, Hulu Sungai Utara, Henny Farida, di Amuntai, Selasa.

Biasanya,l tanaman padi seluas 22 hektare tersebut, dalam kondisi normal menghasilkan sekitar 170 ton gabah kering giling. Namun setelah terendam banjir, petani merasa pesimis hasil panen mereka akan baik.

Henny mengemukakan, petani di dua kecamatan tersebut berencana untuk mengganti tanaman padi yang rusak dengan benih lain, mengingat tanaman yang sudah berumur satu bulan itu rusak berat.

Dikatakan, sebenarnya kerugian atas gagalnya panen bisa diantisipasi sejak dini, karena secara rutin Dinas Pertanian mendapatkan prakiraan cuaca dari Stasiun Klimatologi Syamsudin Noor Banjarbaru.

"Informasi prakiraan cuaca tersebut langsung disampaikan kepada mantri tani, untuk disampaikan kepada petani, agar mereka waspada terhadap cuaca ekstrem, banjir dan yang lainnya," tutur dia.

Namun kenyataanya, kegagalan panen tetap saja terjadi, karena informasi tersebut diabaikan, dan tidak menjadi pelajaran.

Menurut Henny, banjir yang terjadi di Kecamatan Amuntai Selatan dan Kecamatan Babirik merupakan air luapan dari aliran sungai di Kecamatan Banjang dan Amuntai Tengah.

Akibatnya, petani yang sudah terlanjur menanam padi itu, hanya bisa pasrah dan merelakan tanaman padi mereka rusak terendam banjir.

"Faktor cuaca memang menjadi kendala utama bagi petani, apalagi dengan terjadinya cuaca ekstrem akhir-akhir ini. Ditambah pembangunan saluran irigasi juga tidak mampu menampung air yang sudah meluap," jelas henny melalui siaran pers.

Biasanya, banjir di Kecamatan Babirik dan Danau Panggang tersebut bertahan hingga dua pekan, baru mulai surut mengalir ke Sungai Negara atau ke daerah Danau Panggang.

Pewarta: Edi Abdillah

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015