Sebagai wakil rakyat yang duduk di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Selatan, Zulfa Asma Vikra terus berjuang dalam pelestarian lingkungan baik flora maupun fauna di provinsi berjuluk Bumi Lambung Mangkurat itu.

"Kita harus benar-benar sadar betapa pentingnya menjaga lingkungan. Siapa pun orangnya wajib berperan demi keselamatan makhluk hidup di muka bumi," kata dia di Banjarmasin, Jumat.

Ditegaskan Zulfa, bencana banjir besar melanda Kalimantan Selatan pada awal tahun 2021 ini harus menjadi pelajaran bagi semuanya bahwa kondisi alam sedang tidak sehat.

Meski banjir dipicu intensitas hujan yang tinggi, namun faktor kerusakan lingkungan juga sangat berdampak hingga memperparah banjir yang terjadi. 

"Kalsel berduka karena bencana banjir terbesar dalam sejarah baru saja terjadi tahun ini. Peristiwa ini jangan sampai terulang lagi di tahun-tahun mendatang," ucap Ketua Forum Konservasi Flora dan Fauna Kalsel periode 2018-2021 itu.
Zulfa Asma Vikra seorang aktivis lingkungan hidup yang kini berjuang di jalur politik untuk pelestarian lingkungan. (ANTARA/Firman)


Zulfa pun menyoroti data Dinas Kehutanan Kalsel yang menyebut sekitar 500 ribu hektare lahan kritis baik di dalam maupun di luar kawasan hutan, sehingga menjadi target rehabilitasi dari Gerakan Revolusi Hijau oleh Pemprov Kalsel.

Diketahui kawasan hutan Kalsel yang memiliki luas keseluruhan sekitar 1,7 juta hektare masih ada sekitar 200 ribu hektare diantaranya yang mengalami kerusakan alias berkurang fungsinya. Sedangkan lahan kritis di luar kawasan hutan mencapai 300 ribu hektar yang harus dihijaukan kembali.

"Kita harus melakukan penanaman kembali, sehingga alam menjadi lestari lagi. Setiap perusahaan pertambangan misalnya, harus berkomitmen terhadap kewajiban reklamasi," tegas wakil rakyat dua periode itu.

Menurut Zulfa, pembangunan memang harus terus berjalan. Namun pelestarian lingkungan juga tidak boleh dilupakan. Karena deyut nadi kehidupan manusia bergantung dari kondisi alam.

"Kalau lingkungan rusak maka efeknya terjadi bencana dan pada akhirnya kehidupan makhluk hidup termasuk manusia akan terancam," tandas pendiri Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) itu.
Zulfa Asma Vikra bersama tim Sahabat Bekantan Indonesia melakukan penanaman bibit mangrove rambai sebagai habitat bekantan. (ANTARA/Firman)


Di tengah kesibukannya sebagai wakil rakyat, penerima penghargaan Biodiversitas Award 2016 inipun masih rajin mengikuti berbagai kegiatan pelestarian lingkungan hidup mulai penanaman bibit pohon hingga menyelamatkan  populasi bekantan sebagai maskot fauna Kalimantan Selatan yang terancam punah.

Melalui Zulfa Asma Vikra Institute yang didirikannya pada tahun 2020 lalu, pria kelahiran Banjarmasin 13 Februari 1982 ini ingin terus memberikan kontribusi nyata di dunia pendidikan, lingkungan hidup dan sosial kemasyarakatan yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan semangat pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan.  

Pewarta: Firman

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021