Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani menyoroti kebijakan yang membuka destinasi wisata bagi warga lokal di sekitar daerah wisata namun melarang masyarakat untuk melakukan mudik.
“Kebijakan ini tujuannya apa? Kalau pelarangan mudik untuk meminimalisasi penyebaran COVID-19, kenapa destinasi wisata justru dibuka dan diperbolehkan?" kata Netty Prasetiyani dalam rilis di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, kebijakan seperti itu berpotensi membuat masyarakat bingung dan membandel untuk tetap mudik.
Netty meminta pemerintah konsisten dalam membuat kebijakan karena saat ini kasus COVID-19 Indonesia masih tinggi.
“Aneh kalau masyarakat dilarang mudik, tetapi wisata tetap dibuka. Sudah pasti masyarakat yang tidak mudik itu akan memenuhi tempat-tempat wisata tersebut," katanya.
Ia mengingatkan bahwa proses vaksinasi yang disebut-sebut sebagai game changer untuk mengatasi COVID-19 juga masih berjalan lambat.
Kalangan pengusaha menyambut ajakan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno untuk mengunjungi destinasi wisata lokal karena diharapkan menjadi jalan alternatif untuk menggairahkan UMKM di lokasi wisata menyusul adanya kebijakan larangan mudik Lebaran.
"Ajakan Menteri Pariwisata untuk mengunjungi destinasi lokal menjadi alternatif menggairahkan UKM di lokasi wisata. Sekalipun hanya dikunjungi oleh masyarakat lokal diharapkan mampu mendongkrak omzet pelaku industri kreatif di daerah," kata Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (Hippi) DKI Jakarta Sarmam Simanjorang di Jakarta, Rabu (7/4).
Sarman mengungkapkan larangan mudik Lebaran tahun ini memang menjadi pukulan bagi para pelaku UKM di daerah, karena kali ini mereka tidak dapat menikmati momentum mudik Lebaran di mana biasanya pemudik dari kota akan membelanjakan uangnya di daerah tujuan mudik, terutama di lokasi-lokasi wisata di daerah.
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Jakarta itu berharap meski nanti destinasi bisa tetap dibuka dan dikunjungi masyarakat setempat, hal itu akan mampu mendongkrak omzet pelaku industri kreatif di daerah.
"Minimal ada peluang bagi pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif walaupun mungkin tidak maksimal karena pengunjung tidak datang dari luar kota," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
“Kebijakan ini tujuannya apa? Kalau pelarangan mudik untuk meminimalisasi penyebaran COVID-19, kenapa destinasi wisata justru dibuka dan diperbolehkan?" kata Netty Prasetiyani dalam rilis di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, kebijakan seperti itu berpotensi membuat masyarakat bingung dan membandel untuk tetap mudik.
Netty meminta pemerintah konsisten dalam membuat kebijakan karena saat ini kasus COVID-19 Indonesia masih tinggi.
“Aneh kalau masyarakat dilarang mudik, tetapi wisata tetap dibuka. Sudah pasti masyarakat yang tidak mudik itu akan memenuhi tempat-tempat wisata tersebut," katanya.
Ia mengingatkan bahwa proses vaksinasi yang disebut-sebut sebagai game changer untuk mengatasi COVID-19 juga masih berjalan lambat.
Kalangan pengusaha menyambut ajakan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno untuk mengunjungi destinasi wisata lokal karena diharapkan menjadi jalan alternatif untuk menggairahkan UMKM di lokasi wisata menyusul adanya kebijakan larangan mudik Lebaran.
"Ajakan Menteri Pariwisata untuk mengunjungi destinasi lokal menjadi alternatif menggairahkan UKM di lokasi wisata. Sekalipun hanya dikunjungi oleh masyarakat lokal diharapkan mampu mendongkrak omzet pelaku industri kreatif di daerah," kata Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (Hippi) DKI Jakarta Sarmam Simanjorang di Jakarta, Rabu (7/4).
Sarman mengungkapkan larangan mudik Lebaran tahun ini memang menjadi pukulan bagi para pelaku UKM di daerah, karena kali ini mereka tidak dapat menikmati momentum mudik Lebaran di mana biasanya pemudik dari kota akan membelanjakan uangnya di daerah tujuan mudik, terutama di lokasi-lokasi wisata di daerah.
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Jakarta itu berharap meski nanti destinasi bisa tetap dibuka dan dikunjungi masyarakat setempat, hal itu akan mampu mendongkrak omzet pelaku industri kreatif di daerah.
"Minimal ada peluang bagi pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif walaupun mungkin tidak maksimal karena pengunjung tidak datang dari luar kota," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021