Banjarmasin, (AntaranewsKalsel) - Ketua komisi IV DPRD Kota Banjarmasin Aman Fahriansyah meminta pemerintah membangunkan gedung baru untuk Sekolah Luar Biasa (SLB) Palambuan, di Kecamatan Banjarmasin Barat.


Pasalnya sekolah tersebut bukan saja kekurangan ruang belajar, tapi bangunan terdahulu sudah tidak layak lagi atau terancam ambruk, ujarnya di Banjarmasin, Minggu.


Ia menegaskan, pemerintah harus tahun ini juga menggantikan bangunan lama dengan baru untuk SLB Pelambuan itu, sehingga proses belajar mengajar di sekolah tersebut bisa berjalan lancar.


"Kalau tidak pemerintah kota (Pemkot) Banjarmasin, maka pemerintah provinsi (Peemprov) Kalimantan Selatan yang harus melakukannya," kata politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu.


Dari informasi dan melihat sendiri di lapangan, ungkapnya, satu gedung sekolah dua lantai dengan 10 ruang kelas di SLB itu sudah tidak layak pakai lagi, karena berumur tua dan reot.


"Pihak sekolah tidak mau lagi memungsikan bangunan tersebut, karena khawatir berbahaya bagi anak didik mereka," ujarnya.


Menurut dia, gedung tersebut harus dirobohkan dan diganti dengan gedung baru, sehingga kekurangan ruang belajar di SLB, yang mencakup dari tingkstan SD, SMP dan SMA itu, bisa teratasi.


"Sebab sekarang ini, pihak sekolah terpaksa harus membagi ruang kelas yang ada atau menyekat hingga menjadi dua atau tiga ruang belajar bagi peserta didik," tuturnya.


Hal itu dibenarkan Kepala SLB Palambuan Salmah, sebab sekolah tersebut cuma punya 14 ruang belajar yang bisa digunakan sekarang ini. "Padahal sekolah kita ini lengkap dari tingkat SD, SMP, dan SMA," ucapnya.


Saat ini, ungkapnya, anak-anak yang mengenyam pendidikan di SLB Pelambuan keseluruhan berjumlah 146 orang dari tingkat SDLB, SMPLB, dan SMALB.


Menurut dia, idealnya lima murid berbading satu guru. "Tapi kita saat ini kekurangan tenaga pendidik juga, khususnya tenaga yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS)," ujarnya.


Oleh karena itu, dia mengharapkan, pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan (Disdik) Kota ataupun provinsi untuk bisa membantu sekolah mereka tersebut, sebab SLB Pelambuan milik pemerintah atau berstatus negeri.


"Kita heran juga, kalau SLB swasta bangunannya bagus-bagus, dan diketahui dibantu pemerintah, sekolah ini yang nyata-nyata punya pemerintah lambat sekali mendapat perhatian," ungkapnya.


Menurut dia, minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya yang memiliki kebutuhan khusus sangat besar di SLB Pelambuan, sebab gratis.


"Bahkan setiap tahun, murid itu mendapat sepatu, baju sekolah, dan tas secara gratis dari pemerintah," paparnya.


Jika tahun ini tidak ada penambahan lokal atau bangunan lokal baru, menurut dia, pihaknya berat untuk menerima murid pada tahun pelajaran baru 2015/2016.


"Sebab ketiadaan lokal, sementara setiap tahun pada SLB Pelambuan paling cuma dua atau tiga orang yang lulus, itu pun yang tingkat SMA yang baru keluar, kalau tingkat SD dan SMP kan melanjutkan lagi," tuturnya.


Sebagian besar murid di SLB Pelambuan ini, ungkapnya, adalah berkelainan tuna rungu, tuna grahita, dan autis.


"Yang menggembirakan, sekolah kita ini banyak menyumbang atlet cacat bagi Kalsel diajang nasional, khususnya atlet renang, bulu tangkis, dan atletik," demikian Salmah.

Pewarta: Sukarli

Editor : Sukarli


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015