Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kabupaten Tapin, Harliansyah menyebutkan secara umum kebutuhan pokok di pasar tidak terjadi kelangkaan barang ataupun kenaikan harga yang besar kecuali cabai rawit.
"Intinya ketersediaan bahan pokok cukup dan stabil. Kecuali cabai rawit, dikarenakan kurangnya pasokan dari petani," ujarnya usai melaksanakan monitoring di Pasar Binuang dan Keraton. Kamis, (8/4).
Bahan pokok yang tidak terjadi kenaikan diantaranya, di dua pasar yang dimonitoring itu misalnya rata rata harga untuk beras primium Rp12.500 perliter, minyak goreng kemasan Rp14.000 perliter, daging sapi Rp130.000 perkilogram, ayam potong Rp30.000 perkilogram, bawang merah Rp35.000 perkilogram dan bawang putih Rp30.000 perkilogram.
"Minyak goreng kemasan naik Rp1.000, mie instan dari beragam jenis rata-rata naik Rp4.000. Sedangkan gula, susu, teh harga aman dan tidak ada kelangkaan barang. Biasanya barang naik menjelang hari raya idul fitri. Kalau secara umum saat ini bisa dikatakan normal," ungkap Noorhayu salah satu pedagang yang memiliki toko sembako di pasar Keraton Rantau.
Dari data Disdag Tapin adapun kekosongan kebutuhan pasar misalnya dari komoditas cabai rawit merah, cabai rawit hijau dan cabai rawit taji.
"Saat ini adanya cabai rawit tiung harganya Rp120.000 Ribu normalnya Rp40.000, rawit kecil terakhir harganya Rp150.000 - Rp60.000 tapi sekarang barangnya tidak ada, biasanya kalau petani cabai panen dengan waktu yang sama harga cabai biasanya cuma berkisar Rp15.000. Kelangkaan dan kenaikan harga yang tinggi sudah terasa lebih dari 1 bulan lalu," terang pedagang sayur di pasar Keraton Rantau, Amat Yurani (40).
Ketersediaan dari petani menjadi penyebab harga cabai rawit naik dan kosong. Di lokal Tapin misalnya, dikatakan Ketua Kelompok Tani Karya Baru, Junaidi bahwa faktor cuaca membuat lahan menjadi basah dan terendam hal itu mengganggu proses jadwal tanam.
"Ada kenaikan sejak Desember hingga sekarang," ujarnya.
Jadwal tanam untuk sentral cabai rawit di Tapin, tepatnya di Desa Hiyung, Kecamatan Tapin Tengah diperkirakan, April dan mulai panen antara Juli atau Agustus 2021.
"Ditempat kita sementara untuk cabai rawit hiyung basah tidak ada. Tapi kalau stok cabai kering untuk pruduksi abon cabai masih banyak," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
"Intinya ketersediaan bahan pokok cukup dan stabil. Kecuali cabai rawit, dikarenakan kurangnya pasokan dari petani," ujarnya usai melaksanakan monitoring di Pasar Binuang dan Keraton. Kamis, (8/4).
Bahan pokok yang tidak terjadi kenaikan diantaranya, di dua pasar yang dimonitoring itu misalnya rata rata harga untuk beras primium Rp12.500 perliter, minyak goreng kemasan Rp14.000 perliter, daging sapi Rp130.000 perkilogram, ayam potong Rp30.000 perkilogram, bawang merah Rp35.000 perkilogram dan bawang putih Rp30.000 perkilogram.
"Minyak goreng kemasan naik Rp1.000, mie instan dari beragam jenis rata-rata naik Rp4.000. Sedangkan gula, susu, teh harga aman dan tidak ada kelangkaan barang. Biasanya barang naik menjelang hari raya idul fitri. Kalau secara umum saat ini bisa dikatakan normal," ungkap Noorhayu salah satu pedagang yang memiliki toko sembako di pasar Keraton Rantau.
Dari data Disdag Tapin adapun kekosongan kebutuhan pasar misalnya dari komoditas cabai rawit merah, cabai rawit hijau dan cabai rawit taji.
"Saat ini adanya cabai rawit tiung harganya Rp120.000 Ribu normalnya Rp40.000, rawit kecil terakhir harganya Rp150.000 - Rp60.000 tapi sekarang barangnya tidak ada, biasanya kalau petani cabai panen dengan waktu yang sama harga cabai biasanya cuma berkisar Rp15.000. Kelangkaan dan kenaikan harga yang tinggi sudah terasa lebih dari 1 bulan lalu," terang pedagang sayur di pasar Keraton Rantau, Amat Yurani (40).
Ketersediaan dari petani menjadi penyebab harga cabai rawit naik dan kosong. Di lokal Tapin misalnya, dikatakan Ketua Kelompok Tani Karya Baru, Junaidi bahwa faktor cuaca membuat lahan menjadi basah dan terendam hal itu mengganggu proses jadwal tanam.
"Ada kenaikan sejak Desember hingga sekarang," ujarnya.
Jadwal tanam untuk sentral cabai rawit di Tapin, tepatnya di Desa Hiyung, Kecamatan Tapin Tengah diperkirakan, April dan mulai panen antara Juli atau Agustus 2021.
"Ditempat kita sementara untuk cabai rawit hiyung basah tidak ada. Tapi kalau stok cabai kering untuk pruduksi abon cabai masih banyak," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021