Tanjung, (AntaranewsKalsel) - Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, tahun ini kembali melakukan survei potensi air bersih, menyusul adanya keluhan masyarakat di beberapa wilayah yang belum bisa menikmati air bersih khususnya air minum.
Kepala Bidang Cipta Karya, Dinas Pekerjaan Umum Tabalong, Rowi Rawatianice di Tanjung, Sabtu mengatakan, tahun ini survei air bersih secara bertahap sudah dilaksanakan di Desa Kumap Kecamatan Muara Uya dan Desa Solan Kecamatan Jaro.
"Potensi air bersih di Desa Kumap sebenarnya cukup tinggi namun lokasi perkampungan yang berada di atas pergunungan
sedangkan sistem perpipaan belum dibangun sehingga menyulitkan warga setempat mengakses sumber airnya," jelas Rowi.
Karena itu Rowi menilai untuk pemukiman yang berada di dalam kawasan hutan atau pegunungan, potensi sumber
air bersih bisa dimanfaatkan dengan membuat bendungan beserta fasilitas perpipaannya sehingga bisa didistribusikan ke
masyarakat.
Hal serupa juga dialami warga Desa Panaan Kecamatan Bintang Ara, karena posisi kampung jauh di atas sungai sehingga
sulit mengakses kecuali menggunakan mesih penyedot yang tentunya memerlukan bahan bakar minyak yang tidak murah
Rowi menambahkan kesulitan air bersih tidak hanya dialami warga yang berada di daerah pegunungan, sebaliknya di
wilayah Selatan Tabalong yang merupakan daerah lebak juga mengalami hal serupa.
Pembuatan sumur bor di wilayah ini sudah pernah dilakukan dengan kualitas sumber air bersih yang cukup baik namun
kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeliharaan mengakibatkan sumur bor tidak bisa digunakan dalam jangka
waktu lama.
"Di wilayah Selatan Tabalong yang merupakan daerah lebak juga mengalami kesulitan air bersih diantaranya sebagian
kecamatan Tanta, Muara Harus dan Banua Lawas," jelas Rowi lagi.
Namun sejak masuknya program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) di Tabalong sejak 2014 cukup meringankan beban pemerintah daerah dalam upaya penyediaan air bersih bagi masyarakat pedesaan.
Tercatat ada 12 desa yang menjadi sasaran program Pamsimas 2014 baik yang didanai APBN maupun APBD dengan harapan masyarakat secara swadaya mengelola sarana air minum sehingga bisa meningkatkan pendapatan desa termasuk kesadaran memperbaiki kualitas sanitasi keluarga.
Masing-masing Desa Talan, Desa Garunggung, Desa Kasiau Raya, Desa Kembang Kuning, Desa Bongkang, Desa Bumi Makmur, Desa Mangkupum, Desa Kampung Baru, Desa Simpung Layung, Desa Uwie, Desa Wayau dan Desa Salikung.
Kepada Antara, Kepala Bappeda Tabalong, Erwan mengatakan melalui program pemberdayaan masyarakat seperti Pamsimas diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan warga desa khususnya perbaikan sanitasi serta makin mudahnya akses air bersih maupun air minum.
"Tahun ini program Pamsimas tetap dilanjutkan dengan sasaran desa yang akses air bersihnya masih sulit serta masih tingginya kasus diare," tambahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015
Kepala Bidang Cipta Karya, Dinas Pekerjaan Umum Tabalong, Rowi Rawatianice di Tanjung, Sabtu mengatakan, tahun ini survei air bersih secara bertahap sudah dilaksanakan di Desa Kumap Kecamatan Muara Uya dan Desa Solan Kecamatan Jaro.
"Potensi air bersih di Desa Kumap sebenarnya cukup tinggi namun lokasi perkampungan yang berada di atas pergunungan
sedangkan sistem perpipaan belum dibangun sehingga menyulitkan warga setempat mengakses sumber airnya," jelas Rowi.
Karena itu Rowi menilai untuk pemukiman yang berada di dalam kawasan hutan atau pegunungan, potensi sumber
air bersih bisa dimanfaatkan dengan membuat bendungan beserta fasilitas perpipaannya sehingga bisa didistribusikan ke
masyarakat.
Hal serupa juga dialami warga Desa Panaan Kecamatan Bintang Ara, karena posisi kampung jauh di atas sungai sehingga
sulit mengakses kecuali menggunakan mesih penyedot yang tentunya memerlukan bahan bakar minyak yang tidak murah
Rowi menambahkan kesulitan air bersih tidak hanya dialami warga yang berada di daerah pegunungan, sebaliknya di
wilayah Selatan Tabalong yang merupakan daerah lebak juga mengalami hal serupa.
Pembuatan sumur bor di wilayah ini sudah pernah dilakukan dengan kualitas sumber air bersih yang cukup baik namun
kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeliharaan mengakibatkan sumur bor tidak bisa digunakan dalam jangka
waktu lama.
"Di wilayah Selatan Tabalong yang merupakan daerah lebak juga mengalami kesulitan air bersih diantaranya sebagian
kecamatan Tanta, Muara Harus dan Banua Lawas," jelas Rowi lagi.
Namun sejak masuknya program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) di Tabalong sejak 2014 cukup meringankan beban pemerintah daerah dalam upaya penyediaan air bersih bagi masyarakat pedesaan.
Tercatat ada 12 desa yang menjadi sasaran program Pamsimas 2014 baik yang didanai APBN maupun APBD dengan harapan masyarakat secara swadaya mengelola sarana air minum sehingga bisa meningkatkan pendapatan desa termasuk kesadaran memperbaiki kualitas sanitasi keluarga.
Masing-masing Desa Talan, Desa Garunggung, Desa Kasiau Raya, Desa Kembang Kuning, Desa Bongkang, Desa Bumi Makmur, Desa Mangkupum, Desa Kampung Baru, Desa Simpung Layung, Desa Uwie, Desa Wayau dan Desa Salikung.
Kepada Antara, Kepala Bappeda Tabalong, Erwan mengatakan melalui program pemberdayaan masyarakat seperti Pamsimas diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan warga desa khususnya perbaikan sanitasi serta makin mudahnya akses air bersih maupun air minum.
"Tahun ini program Pamsimas tetap dilanjutkan dengan sasaran desa yang akses air bersihnya masih sulit serta masih tingginya kasus diare," tambahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015