Banjarmasin, (AntaranewsKalsel) - Puluhan hektare sawah di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, terancam gagal tanam padi karena hampir sepekan bibit padi yang baru ditanam di persawahan terendam air.
Sebagai contoh di kawasan Kumpang Maligung Aluan Besar dan Simpang Mahar, Kecamatan Batu Benawa, Hulu Sungai Tengah, ujar warga masyarakat setempat menginformasikan kepada Antara Kalsel, di Banjarmasin, Sabtu.
Pasalnya ujar Muhran (55), warga Batu Benawa, ketika air di persawahan tersebut sudah mulai turun, datang lagi banjir, sehingga kembali merendam tanaman padi penduduk setempat.
Sementara kekuatan anakan padi yang baru tanam di sawah tidak melebihi lima hari, kalau sampai sepekan terendam air kemungkinan besar atau pada umumnya akan mati atau gagal melakukan tanam.
Seperti Kali Benawa yang merupakan hulu dari Sungai Barabai HST, sejak subuh Sabtu (31/1) kembali meluap, karena guyuran hujan lebat hampir semalam suntuk.
"Kalau saja hujan di bagian hilir, walau dua hari dua malam Kali Benawa yang berhulu di kawasan Pegunungan Meratus itu tak akan meluap. Tapi karena hujan lebat mengguyur di kawasan hulu/pegunungan, sehingga menimbulkan banjir," katanya.
Luapan air Kali Benawa kali ini (31/1) mencapai 60 Cm di atas permukaan sungai, sehingga beberapa buah rumah tanpa sistem panggung terendam dan masuk ke dalam.
Sebagai contoh di Desa Aluan Mati Batu Benawa, namun hanya sekitar dua atau tiga jam ketinggian air sudah turun, tidak lagi meluap, dengan arus yang deras terus ke hilir masuk Sungai Barabai.
Sedangkan luapan Sungai Barabai, tidak cuma merendam sejumlah permukiman penduduk di ibu kota HST yang mendapat julukan kota apam tersebut, tapi juga bisa mengganggu kelancaran arus lalu lintas.
Karena sudah menjadi langganan, kalau Sungai Barabai meluap dengan ketinggian air sampai sebatas pinggang orang dewasa di kawasan Pajukungan, kendaraan bermotor tidak bisa lewat, dan harus mencari jalan alternatif.
Pajukungan merupakan daerah rendah, bagian dari jalan trans Kalimantan lintas utara Kalsel yang menghubungan kabupaten paling utara provinsi tersebut (Tabalong) sampai Kalimantan Timur (Kaltim).
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015
Sebagai contoh di kawasan Kumpang Maligung Aluan Besar dan Simpang Mahar, Kecamatan Batu Benawa, Hulu Sungai Tengah, ujar warga masyarakat setempat menginformasikan kepada Antara Kalsel, di Banjarmasin, Sabtu.
Pasalnya ujar Muhran (55), warga Batu Benawa, ketika air di persawahan tersebut sudah mulai turun, datang lagi banjir, sehingga kembali merendam tanaman padi penduduk setempat.
Sementara kekuatan anakan padi yang baru tanam di sawah tidak melebihi lima hari, kalau sampai sepekan terendam air kemungkinan besar atau pada umumnya akan mati atau gagal melakukan tanam.
Seperti Kali Benawa yang merupakan hulu dari Sungai Barabai HST, sejak subuh Sabtu (31/1) kembali meluap, karena guyuran hujan lebat hampir semalam suntuk.
"Kalau saja hujan di bagian hilir, walau dua hari dua malam Kali Benawa yang berhulu di kawasan Pegunungan Meratus itu tak akan meluap. Tapi karena hujan lebat mengguyur di kawasan hulu/pegunungan, sehingga menimbulkan banjir," katanya.
Luapan air Kali Benawa kali ini (31/1) mencapai 60 Cm di atas permukaan sungai, sehingga beberapa buah rumah tanpa sistem panggung terendam dan masuk ke dalam.
Sebagai contoh di Desa Aluan Mati Batu Benawa, namun hanya sekitar dua atau tiga jam ketinggian air sudah turun, tidak lagi meluap, dengan arus yang deras terus ke hilir masuk Sungai Barabai.
Sedangkan luapan Sungai Barabai, tidak cuma merendam sejumlah permukiman penduduk di ibu kota HST yang mendapat julukan kota apam tersebut, tapi juga bisa mengganggu kelancaran arus lalu lintas.
Karena sudah menjadi langganan, kalau Sungai Barabai meluap dengan ketinggian air sampai sebatas pinggang orang dewasa di kawasan Pajukungan, kendaraan bermotor tidak bisa lewat, dan harus mencari jalan alternatif.
Pajukungan merupakan daerah rendah, bagian dari jalan trans Kalimantan lintas utara Kalsel yang menghubungan kabupaten paling utara provinsi tersebut (Tabalong) sampai Kalimantan Timur (Kaltim).
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015