Pemerintah Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Tanah Laut (Dispusip Tala) bersama Serikat Sejarah Tanah Laut menggelar seminar Jejak Sejarah Tabanio, di Aula Perpustakaan Dispusip Tala, Rabu (17/3).
Kegiatan itu diikuti para tenaga pendidik, sejarawan dan masyarakat umum dengan menerapkan protokol kesehatan.
Kepala Dispusip Tala AM Rhoedy Erhansyah menyampaikan kegiatan itu sebagai bentuk dukungan Dispusip Tala dalam meningkatkan literasi sejarah di Tanah Laut.
“Kami menyambut baik partisipasi para peserta. Insya Allah kami programkan lagi untuk kegiatan seminar-seminar seperti ini,"ungkapnya.
Selain kawasan Tabanio, sebut dia, masih banyak tempat lain yang belum tergali di Tanah Laut.
"Kami terus menanyakan ke orang terdahulu tentang peninggalan sejarah ini, agar makin banyak warga Tanah Laut yang tahu,”terang Rhoedy.
Sementara, Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin Mansyur selaku narasumber menyampaikan, upaya pelestarian harus benar-benar dilakukan untuk mendapatkan gambaran kejadian di masa lalu yang dapat dijadikan bahan belajar bagi generasi masa kini dan masa depan, sehingga Benteng Tabanio bisa diusulkan menjadi cagar budaya.
“Seminar sejarah ini sangat bagus untuk meningingatkan generasi muda terhadap sejarah tempat tinggalnya . Diharapkan yang berhadir pada hari ini dapat mengenal literasi-literasi sejarah, sehingga memiliki semangat kesejarahan dan bangga sebagai warga Tanah Laut,” tegas Mansyur.
Salah satu peserta seminar Nurulah Yati menyampaikan apresiasi terhadap acara diinisiasi Dispusip Tala dan Serekat Sejarah Tanah Laut.
“Harapan saya dengan adanya seminar ini Pemerintah Tanah Laut jadi lebih mengetahui situs-situs sejarah, sehingga situs ini bisa dibuka untuk umum untuk melestarikan kebudayaan,”harap Nurulah Yati.
Terpisah, Camat Takisung Yudo Restanto mengatakan, keberadaan Benteng Tabanio perlu dimaksimalkan untuk difungsikan sebagai sumber belajar, tempat atau wahana yang mampu memberikan pembelajaran kepada para pemuda.
“Kegiatan ini dapat menumbuhkan dan mengetahui sejarah Tanah Laut khususnya kawasan Tabanio. Saat ini masih minim literasi dan sumber tentang keberadaan Benteng Tabanio. Semoga kedepan juga ada literasi di situs lain seperti Menara Pantau yang ada di Pantai Takisung,” tandas Yudo.
Turut hadir Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tanah Laut dan Ketua Sarekat Sejarah Tanah Laut.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
Kegiatan itu diikuti para tenaga pendidik, sejarawan dan masyarakat umum dengan menerapkan protokol kesehatan.
Kepala Dispusip Tala AM Rhoedy Erhansyah menyampaikan kegiatan itu sebagai bentuk dukungan Dispusip Tala dalam meningkatkan literasi sejarah di Tanah Laut.
“Kami menyambut baik partisipasi para peserta. Insya Allah kami programkan lagi untuk kegiatan seminar-seminar seperti ini,"ungkapnya.
Selain kawasan Tabanio, sebut dia, masih banyak tempat lain yang belum tergali di Tanah Laut.
"Kami terus menanyakan ke orang terdahulu tentang peninggalan sejarah ini, agar makin banyak warga Tanah Laut yang tahu,”terang Rhoedy.
Sementara, Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin Mansyur selaku narasumber menyampaikan, upaya pelestarian harus benar-benar dilakukan untuk mendapatkan gambaran kejadian di masa lalu yang dapat dijadikan bahan belajar bagi generasi masa kini dan masa depan, sehingga Benteng Tabanio bisa diusulkan menjadi cagar budaya.
“Seminar sejarah ini sangat bagus untuk meningingatkan generasi muda terhadap sejarah tempat tinggalnya . Diharapkan yang berhadir pada hari ini dapat mengenal literasi-literasi sejarah, sehingga memiliki semangat kesejarahan dan bangga sebagai warga Tanah Laut,” tegas Mansyur.
Salah satu peserta seminar Nurulah Yati menyampaikan apresiasi terhadap acara diinisiasi Dispusip Tala dan Serekat Sejarah Tanah Laut.
“Harapan saya dengan adanya seminar ini Pemerintah Tanah Laut jadi lebih mengetahui situs-situs sejarah, sehingga situs ini bisa dibuka untuk umum untuk melestarikan kebudayaan,”harap Nurulah Yati.
Terpisah, Camat Takisung Yudo Restanto mengatakan, keberadaan Benteng Tabanio perlu dimaksimalkan untuk difungsikan sebagai sumber belajar, tempat atau wahana yang mampu memberikan pembelajaran kepada para pemuda.
“Kegiatan ini dapat menumbuhkan dan mengetahui sejarah Tanah Laut khususnya kawasan Tabanio. Saat ini masih minim literasi dan sumber tentang keberadaan Benteng Tabanio. Semoga kedepan juga ada literasi di situs lain seperti Menara Pantau yang ada di Pantai Takisung,” tandas Yudo.
Turut hadir Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tanah Laut dan Ketua Sarekat Sejarah Tanah Laut.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021