Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Bupati Balangan, Kalimantan Selatan H Sefek Effendi menerangkan, masyarakat di kabupaten yang baru berdiri sendiri sejak 2003 itu, terus mengembangkan tanaman pohon gaharu.


Pasalnya gaharu bernilai ekonomi tinggi, ujar orang nomor satu di jajaran pemerintah kabupaten (Pemkab) Balangan tersebut menjawab Antara Kalsel, di Banjarasin, Rabu.

Namun Bupati Balangan dua periode itu tak bisa mengungkapkan luasan atau jumlah tanaman gabaru yang sudah ada di kabupaten tersebut, kecuali mengatakan, harga produk komoditi yang bernilai ekspor itu mencapai juta rupiah/kilogram.

"Harganya memang bervariasi, tergantung jenis serta kualitas produk. Tapi untuk sementara ini kualitas terendah atau harga paling murah Rp3,5 juta/kg," ungkapnya.

Tanaman gaharu di "Bumi Sanggam" Balangan, terangnya, masih belum panen, karena usia yang relatif muda, baru sekitar tiga tahun. Sedangkan untuk panen minimal berusia lima tahun.

Hal lain yang menarik dalam menanam gabaru, lanjutnya, untuk perawatannya tidak terlalu merepotkan, dan memerlukan penyuntikan agar lebih cepat batangnya membesar.

"Dari produk gaharu tersebut bisa menjadi bahan olahan lain, seperti parfum, kosmetik dan lain dapat menambah nilai ekonomi tinggi," demikian Sefek Effendi.

Kedatangan Bupati Sefek yang disertai sejumlah pejabat Pemkab Balangan itu atas undangan DPRD Kalsel, untuk klarifikasi persoalan antara perusahaan pertambangan batu bara di kabupaten tersebut dengan warga masyarakat setempat.

Usaha penanaman gaharu tersebut juga berkembang ke kabupaten lain di Kalsel, antara lain Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) yang bertetangga dengan Balangan.

  Penanaman gaharu tersebut dengan memanfaatkan lahan-lahan kritis dan tidak produktif di kawasan Pegunungan Meratus.   

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015