Warga masyarakat Sungai Tabuk Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel) mengeluhkan harga gas elpiji bersubsidi atau tabung isi tiga kilogram, kini melambung tinggi.
"Harga gas elpiji tabung isi tiga kilogram (3 kg) di Sungai Tabuk (sekitar 22 kilometer dari Banjarmasin) kini mencapai Rp50.000 per tabung," ujar keluarga Santi, warga setempat melalui WA-nya, Senin.
"Kita tidak habis mengerti harga eceran gas elpiji tabung isi 3 kg tinggi sekali. Dimana perhatian pemerintah terhadap warga yang kurang dan terdampak banjir," lanjut ibu dari dua anak itu.
Sementara di pangkalan yang harganya cuma Rp17.500/tabung isi 3 kg sering kosong, demikian Santi seraya berharap pemerintah segera turun tangan mengatasi permasalah tersebut yang membuat warga masyarakat mengeluh.
Sedangkan di Banjarmasin harga eceran gas elpiji tabung isi 3 kg di luar pangkalan terutama daerah pinggiran kota mencapai Rp35.000 atau paling murah Rp25.000/tabung.
Droping di pangkalan tidak sampai hitung hari atau cuma hitungan jam, pengelolaannya menyatakan habis, kendati masih ada terlihat, tapi dengan alasan itu sudah ada yang punya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
"Harga gas elpiji tabung isi tiga kilogram (3 kg) di Sungai Tabuk (sekitar 22 kilometer dari Banjarmasin) kini mencapai Rp50.000 per tabung," ujar keluarga Santi, warga setempat melalui WA-nya, Senin.
"Kita tidak habis mengerti harga eceran gas elpiji tabung isi 3 kg tinggi sekali. Dimana perhatian pemerintah terhadap warga yang kurang dan terdampak banjir," lanjut ibu dari dua anak itu.
Sementara di pangkalan yang harganya cuma Rp17.500/tabung isi 3 kg sering kosong, demikian Santi seraya berharap pemerintah segera turun tangan mengatasi permasalah tersebut yang membuat warga masyarakat mengeluh.
Sedangkan di Banjarmasin harga eceran gas elpiji tabung isi 3 kg di luar pangkalan terutama daerah pinggiran kota mencapai Rp35.000 atau paling murah Rp25.000/tabung.
Droping di pangkalan tidak sampai hitung hari atau cuma hitungan jam, pengelolaannya menyatakan habis, kendati masih ada terlihat, tapi dengan alasan itu sudah ada yang punya.
Editor : Imam Hanafi
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021