Banjarmasin, (Antaranews Kalsel)- Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarmasin, Kalimantan Sekatan, melalui Dinas Sumberdaya Air dan Drainase (SDA) setempat rencananya melakukan pembangunan siring di kawasan Desa Pekapuran guna memperkuat kawasan tersebut sebagai kawasan pusat kuliner "ketupat."
"Pembebasan bangunan kumuh di bantaran Sungai Martapura di Pekapuran segera dibebaskan, dan sekarang sedang dalam proses pembayaran ganti ruginya, karena di lokasi itu akan dijadikan kawasan pusat kuliner ketupat," kata Kepala Dinas SDA Banjarmasim Muryanta kepada Antara Cabang Kalsel, di Banjarmasin, Rabu.
Menurut Muryanta, bila bantaran sungai tersebut sudah dibebaskan dari bangunan kumuh maka akan segera dibangunkan siring sungai agar menjadi kawasan wisata perairan seperti layaknya di Jalan Pire Tendean dan Jalan Sudirman.
Bahkan kawasan Pekapuran tersebut tak semata sebagai kawasan wisata sungai sekaligus sebagai sentra kuliner, khususnya ketupat mengingat di lokasi tersebut banyak sekali perajin makanan tersebut.
Bila sudah terbangun siring maka mempermudah wisatawan dan pengunjung mendatangi sentra perajin kuliner ketupat baik melalui sungai maupun melalui darat, karena pasti dibuatkan dermaga untuk kapal-kapal kecil.
Menurutnya pembangunan siring di Desa Pekapuran tersebut tak masalah karena dananya tersedia Rp35 miliar diperoleh melalui bantuan pemerintah pusat melalui Balai Besar Sungai Kementerian Pekerjaan Umum (PU).
Sementara panjang tepian sungai yang akan dibangun 350 meter, antara Jembatan Dewi hingga ke Pusat Perbelanjaan Mitra, dan kini dalam proses lelang dan diharapkan tahun 2016 sudaj selesai.
Mengenai biaya pembebasan disebutkannya melalui APBD Pemkot Banjarmasin, tetapi dia tak tahu persis dana yang dikeluarkan untuk itu karena hal tersebut ditangani oleh Bagian Tata Pemerintahan (Tapem).
Berdasarkan catatan jumlah perajin ketupat di kampung ketupat Pekapuran sudah sulit di hitung jumlahnya, karena menyebar di lingkungan RT 1, RT 2, RT 3, RT 4, RT 5, RT 6, hingga lingkungan RT 7.
Tadinya mereka yang membuat ketupat hanyalah penduduk asli setempat, tetapi setelah potensi ekonomi membuat ketupat begitu menjanjikan sehingga belakangan banyak pendatang yang juga ikut-ikutan menjadi perajin ketupat.
Di desa tersebut bukan saja mereka yang hanya mengayam daun kelapa dan daun nifah menjadi kulit ketupat, tetapi tak sedikit yang menjadi pedagang grosir, pedagang eceran, sampai mereka yang bertindak sebagai pencari bahan baku daun kelapa dan daun nifah.
Kawasan tersebut ramai pengunjung untuk membeli ketupat, apalagi jika menjelang idul Fitri dan Idul Adha pembeli akan kian ramai lagi.
Mengenai pembangunan siring sendiri, Muryanta menyebutkan untuk wilayah Banjarmasin ini sudah terialisasi tiga kilometer.
"Kita optimistis pekerjaan pembangunan siring sebagai proyek revitalisasi bantaran sungai sepanjang 5 kilometer bisa dirampungkan selama 10 tahun, padahal target sebelumnya itu baru bisa dikerjakan selama 25 tahun," kata Muryanta.
Ia menyebutkan, optimistis bisa merampungkan proyek tersebut didasari dengan kenyataan yang ada selama lima tahun terakhir ini saja sudah dibangun tiga kilometer.
Tiga kilometer tersebut seperti sepanjuang siring di Jalan Pire Tendean, eks SMP6, serta Jalan Sudirman.
Tinggal penyelasaian antara Siring eks SMP 6 ke pekapuran hingga ke Jalan RK Ilir tepatnya hingga Tempat Pendaratan Ikan (TPI) air tawar Jalan RK Ilir, tambahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014