Pendistribusian bantuan logistik kepada para korban banjir di pedalaman Pegunungan Meratus, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, mengalami kesulitan karena terkendala material tanah longsor di sejumlah titik.

"Kondisi masyarakat di lokasi bencana sangat memprihatinkan, mereka bertahan dengan hasil bumi seadanya. Ada yang cuma makan ubi mentah dan kelapa saja," kata Alfi bersama tim survei dari komunitas pendaki Gerombolan Hijau di posko untuk Meratus Pedalaman, Senin.

Sampai saat ini di Kecamatan Hantakan, ada tujuh dusun yang sulit diakses untuk menyalurkan bantuan logistik dan evakusi warga karena tanah longsor menutup jalan.

Dia menjelaskan, dari Desa Alat RT 3 menuju Dusun Arangani ada longsor ringan, selanjutnya menuju Dusun Lukuran ke Batu Kiting (Desa Hinas Kanan) ke Dusun Rantau Perupuk, juga ditemukan lokasi longsor berat, lumpur yang menutup jalan hingga 2 meter di sepanjang jalan menuju kampung.

"Bisa dikatakan di tiga titik longsor itu hampir menutup semua badan jalan. Khusus dari Rantau Perupuk menuju Dusun Baya Wana dan Pantai Uang (Desa Datar Ajab) jalur harus melewati sungai karena ada jembatan gantung yang putus," ujarnya.

Kondisi tersebut menyebabkan tim mengalami kesulitan dan harus bekerja keras karena membawa logistik seberat masing masing hampir 30 kg berjalan kaki, terhitung dari Desa Alat RT. 3 sampai ke Dusun Bayawana memakan waktu sekitar 8 jam dengan jarak 15 km.

Sekarang baru saja berangkat dari kampus STIPER Amuntai kelompok dua dengan anggota 18 orang membawa logistik berupa beras 15 kg, mie instan 5 dos, perlengkapan bayi dan obat obatan.

Logistik masih belum cukup, selain itu distribusi sulit karena longsor, sekarang dibawa kloter kedua. Posko kita khusus untuk warga pedalaman meratus,"  ujar Kasman Susanto, Koordinator Posko Peduli pedalaman.

Babinsa Dusun Alat dan Datar Ajab dari Koramil Pagat, Serda Embran juga membantu ke lokasi dengan berjalan kaki bersama satu anggotanya.

"Ada rencana heli bantuan pusat untuk mendistribusikan logistik. Kita mau cek lokasi untuk pendaratan," ujarnya.

Pantauan ANTARA, khususnya di Kecamatan Hantakan, hilir mudik kendaraan terlihat ramai baik siang ataupun malam untuk memberi bantuan, hingga terkadang membuat jalan akses satu satunya itu macet.

 

Pewarta: muhammad fauzi fadilah

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021