Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kalimantan Selatan melakukan pemeriksaan darah pada narapidana atau penghuni Lembaga Pemasyarakatan/Rumah Tahanan Negara se-provinsi tersebut.

"Pemeriksaan dengan cara mengambil contoh (sampel) darah tersebut salah satu kegiatan dalam rangkaian peringatan Hari AIDS Sedunia (HAS) tahun 2014," ujar Kepala Kanwil Kemenkum dan HAM Kalsel Yunaedi, di Banjarmasin, Kamis.

Kegiatan tersebut bekerja sama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) provinsi dan kabupaten/kota se-Kalsel, sejak Oktober lalu dan hingga sekarang masih proses berjalan, lanjutnya.

Dalam pemeriksaan contoh darah tersebut, terangnya, diinformasikan ada sebagian penghuni Lembaga Pemasyarakatan/Rumah Tahanan Negara (Lapas/Rutan) terdeteksi mengidap virus HIV/AIDS.

"Untuk itu, menjadi tugas kita menjaganya agar jangan sampai menyebar ke nara pidana (napi) lain. Namun penanggulangan di lapas/rutan secara rahasia, hanya orang tertentu yang mengetahui identitas pengidapnya," ucapnya.

"Kerahasiaan itukan sebagai langkah agar napi yang terdeteksi HIV/AIDS tersebut tidak dikucilkan," tegasnya.

Menurut dia, faktor risiko utama tersebarnya penyakit mematikan HIV/AIDS di Lapas/Rutan karena tingkat perilaku warga binaan yang beresiko seperti penyalahgunaan narkoba, penggunaan jarum suntik bersama, seks tidak aman, tato, dan tindik.

"Jumlah penghuni Lapas/Rutan di Kalsel sebanyak 6.328 orang, termasuk napi perempuan sebanyak 341 orang," demikian Yunaedi.

Pada kesempatan terpisah, Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi (KPAP) Kalsel Dr Soedarsono membenarkan, tingkat penularan yang tinggi HIV/AIDS karena beberapa hal tersebut, utamanya seks tidak aman dan penyalahgunaan narkoba. "Data yang kita kumpulkan demikian," ujarnya.

Dari data keseluruhan pengidap HIV/AIDS di Kalsel, ungkapnya, terdeteksi sebanyak 893 orang dinyatakan positif terinfiksi. "Data itu bisa berubah signifikan karena setiap tiga bulan sekali kita selalu deteksi, mengumpulkan data-data di setiap daerah," lnjutnya.

"Sejauh ini yang terdeteksi daerah sangat rawan penyebaran HIV/AIDS, Kota Banjarmasin, Banjarbaru dan Kabupaten Kotabaru. "Kalau secara nasional kita berada di urutan 15 atau 16 terbanyak," tuturnya.

Sementara itu, dr Vina SpKK yang merupakan Koordinator Tim VCT Pengendali HIV/AIDS di RS Anshari Saleh Banjarmasin menyatakan, masyarakat sangat dilindungi kerahasiannya untuk memeriksakan dirinya kemungkinan teridap HIV/AIDS.

"Sampai sekarang saja sekitar 900 orang sudah memeriksakan dirinya di RS Anshari Saleh Banjarmasin sebagai salah satu rumah sakit rujukan milik Pemprov Kalsel, dan sangat dirahasiakan identitas mereka," katanya.

Pewarta: Sukarli

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014