Anggota Komisi II Bidang Ekonomi dan Keuangan DPRD Kalimantan Selatan Muhammad Yani Helmi atau yang akrab dengan sapaan Paman Yani berpendapat, bangkitnya ekonomi pada sub sektor perikanan karena kontribusi dari aktivitas para nelayan.

Pendapat itu menanggapi permasalahan bahan bakar minyak (BBM) para nelayan saat berkunjung ke Pelabuhan Perikanan Batulicin atau PPB (260 kilometer timur Banjarmasin) Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu), Kalimantan Selatan (Kalsel), Senin (4/1) lalu.

Oleh karenanya, laki-laki kelahiran Tahun 1975 berbintang Leo itu meminta perhatian stakeholder/terkait, terhadap permasalahan BBM agar permasalahan BBM di daerah pemilihannya yaitu Kabupaten Kotabaru dan Tanbu teratasi dan  kesejahteraan nelayan dapat terpenuhi.

Ketersediaan atau kecukupan BBM jenis solar tersebut, menurut Wakil Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Kalsel itu akan berpengaruh buat kebutuhan nelayan melaut (menangkap ikan di laut) guna meningkatkan hasil tangkapan.

Oleh karenanya pula, ketersediaan atau kecukupan BBM nelayan tersebut merupakan keniscayaan yang harus menjadi perhatian pihak berwenang seperti Pertamina dan para distributor atau agen, lanjut laki-laki yang berpenampilan atletis itu.

"Pemerintah harus mendukung itu, termasuk keselamatan saat melaut. Tumbuhnya suatu ekonomi pada sub sektor perikanan mulainya dari para nelayan, dan salah satu bentuk kongkrit yang bisa dilakukan seperti pemberian left jaket kepada mereka," demikian Paman Yani.
Pertemuan anggota Komisi II DPRD Kalsel Muhammad Yani Helmi (tengah) di Pelabuhan Perikanan Batulicin (260 kilometer timur Banjarmasin), Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu), Kalsel, Senin 4 Januari 2020. (Istimewa)

Kurangnya pasokan BBM berupa solar bagi nelayan pada Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) di lokasi Pelabuhan Perikanan Batulicin hingga kini masih saja jadi keluhan nelayan setempat.

Menurut Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pelabuhan Perikanan Batulicin, Akhmad Syarwani, meski keselamatan nelayan menjadi prioritas, namun bila ketersediaan pasokan BBM belum terpenuhi, artinya hal tersebut masih harus menjadi perhatian penuh oleh distributor.

Ia mengungkapkan, pada SPBN Pelabuhan Perikanan Batulicin hanya tersedia BBM solar perbulan sebanyak 70 ton atau tujuh tangki saja.

"Jumlah tersebut masih sangat kurang," ungkapnya, usai menyambut kedatangan anggota Komisi II DPRD Kalsel, M. Yani Helmi, dalam kegiatan sidak di kantor Pelabuhan Perikanan Batulicin (PPB), Tanah Bumbu, Senin (4/1) siang.

Ia berharap, agar kebutuhan nelayan mencukupi supaya pasokan BBM jenis solar bisa terus tersalur dan tercukupi.

"Untuk kecukupan itu stok BBM yang telah menjadi kebutuhan bagi nelayan melaut tersebut setidaknya dilebihkan saja," sarannya.

"Selain itu, ada penambahan kouta BBM dari Pertamina bagi nelayan kita agar bisa melaut di Pelabuhan Perikanan Batulicin, sehingga aktivitas operasinonalnya juga dapat optimal," harapnya.

Sebagai contoh penambahan kouta harus melalui berbagai persyaratan khusus, dan setidaknya 15 - 20 tangki supaya bisa mencukupi kebutuhan nelayan di lokasi Pelabuhan Perikanan Batulicin.

"Syarat itu pasti, paling tidak ya sekitar 15 - 20 tangki sehingga bisa saling berbagi untuk ke semua kapal-kapal yang bersandar ke Pelabuhan Perikanan Batulicin dalam aktivitas melaut," demikian Akhmad Syarwani.

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021