Tanjung, (AntaranewsKalsel) - Gubernur Kalimantan Selatan, Rudy Ariffin, meresmikan pengoperasian pabrik semen milik investor asal Tiongkok PT Conch di Desa Saradang Kecamatan Haruai bersamaan dengan peringatan hari jadi ke-49 Kabupaten Tabalong.
"Dengan mulai produksinya pabrik semen PT Conch di Tabalong diharapkan bisa memenuhi pasar domestik baik di Kalsel maupun wilayah Kalimantan lainnya sehingga harga semen bisa lebih murah," jelas Rudi di Tanjung, Senin.
Pabrik semen yang dibangun sejak 2011 di Tabalong ini merupakan produsen semen kedua di Kalsel selain di Kotabaru juga diharapkan bisa menyerap tenaga kerja lokal lebih banyak.
Terkait kebutuhan batu bara untuk operasional Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) PT Conch, Rudy membenarkan jika perusahaan Tiongkok ini membeli dari Kalimantan Timur bukan emas hitam yang ada di Tabalong atau wilayah Kalimantan Selatan.
"Memang batu bara untuk keperluan operasional PLTU PT Conch berasal dari Kalimantan Timur karena kualifikasi batubara yang diperlukan harus tinggi kalori sementara batu bara di Tabalong seperti yang diproduksi PT Adaro Indonesia kurang dari 6.000 kilo kalori," jelas Rudy lagi.
Mewakili manajemen PT Conch, Florens mengatakan uji coba produksi akan dilakukan 15 hari ke depan dengan tingkat produksi 3.200 ton per hari.
"Rencananya 15 hari setelah peresmian ini kita akan melakukan uji coba produksi dengan kapasitas 3.200 ton per hari dan semen yang dihasilkan merupakan semen siap pakai atau jadi," jelas Florens.
Semen yang diproduksi PT Conch diakui Florens untuk memenuhi kebutuhan di Kalimantan dan bukan dipasarkan ke luar Kalimantan.
Sementara itu dalam peninjauan ke pabrik semen Gubernur Kalsel bersama Bupati Tabalong, Anang Syakhfiani, Wakil Bupati Zony Alfianoor, Ketua DPRD Tabalong, Darwin Awi dan pejabat di lingkungan Pemkab Tabalong juga berharap pihak PT Conch bisa bekerja sama dengan perusahaan daerah dalam hal pendistribusiannya.
"Pemerintah Kabupaten Tabalong punya perusahaan daerah karena itu saya berharap PT Conch bisa bermitra terkait pendistribusian semen di wilayah Kalsel khususnya," ungkap Bupati Tabalong, Anang Syakhfiani.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014
"Dengan mulai produksinya pabrik semen PT Conch di Tabalong diharapkan bisa memenuhi pasar domestik baik di Kalsel maupun wilayah Kalimantan lainnya sehingga harga semen bisa lebih murah," jelas Rudi di Tanjung, Senin.
Pabrik semen yang dibangun sejak 2011 di Tabalong ini merupakan produsen semen kedua di Kalsel selain di Kotabaru juga diharapkan bisa menyerap tenaga kerja lokal lebih banyak.
Terkait kebutuhan batu bara untuk operasional Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) PT Conch, Rudy membenarkan jika perusahaan Tiongkok ini membeli dari Kalimantan Timur bukan emas hitam yang ada di Tabalong atau wilayah Kalimantan Selatan.
"Memang batu bara untuk keperluan operasional PLTU PT Conch berasal dari Kalimantan Timur karena kualifikasi batubara yang diperlukan harus tinggi kalori sementara batu bara di Tabalong seperti yang diproduksi PT Adaro Indonesia kurang dari 6.000 kilo kalori," jelas Rudy lagi.
Mewakili manajemen PT Conch, Florens mengatakan uji coba produksi akan dilakukan 15 hari ke depan dengan tingkat produksi 3.200 ton per hari.
"Rencananya 15 hari setelah peresmian ini kita akan melakukan uji coba produksi dengan kapasitas 3.200 ton per hari dan semen yang dihasilkan merupakan semen siap pakai atau jadi," jelas Florens.
Semen yang diproduksi PT Conch diakui Florens untuk memenuhi kebutuhan di Kalimantan dan bukan dipasarkan ke luar Kalimantan.
Sementara itu dalam peninjauan ke pabrik semen Gubernur Kalsel bersama Bupati Tabalong, Anang Syakhfiani, Wakil Bupati Zony Alfianoor, Ketua DPRD Tabalong, Darwin Awi dan pejabat di lingkungan Pemkab Tabalong juga berharap pihak PT Conch bisa bekerja sama dengan perusahaan daerah dalam hal pendistribusiannya.
"Pemerintah Kabupaten Tabalong punya perusahaan daerah karena itu saya berharap PT Conch bisa bermitra terkait pendistribusian semen di wilayah Kalsel khususnya," ungkap Bupati Tabalong, Anang Syakhfiani.
Editor : Imam Hanafi
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014