Industri pariwisata menjadi salah satu sektor yang paling terdampak pandemi COVID-19 di tanah air, termasuk juga Kalimantan Selatan. Pembukaan kembali obyek-obyek wisata dimasa pandemi wajib menerapkan standar protokol kesehatan dan Clean Health Suistanble and Environment (CHSE).

 

"Industri pariwisata ini berangsur pulih, karena berwisata sudah menjadi kebutuhan sekunder masyarakat modern. Namun di tengah situasi pandemi yang belum mereda, pembukaan kembali obyek-obyek wisata menjadi ancaman tersendiri,"ungkap Bandi Chairullah, Auditor CHSE Wisata asal Kalsel, Senin.

 

Menurutnya libur natal dan tahun baru, obyek-obyek wisata di berbagai daerah kembali diserbu warga. Karena itu pemerintah daerah maupun pengelola obyek wisata wajib menerapkan protokol kesehatan dan standar CHSE demi keamanan dan keselamatan bersama. "Pandemi ini harus kita lawan bersama. Tanpa kedisiplinan termasuk penerapan standar CHSE di obyek wisata, pandemi akan sulit mereda," ujarnya.
 

Bandi yang juga menjabat Ketua Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Kalsel menambahkan, pihaknya terus mensosialisasikan tentang standar CHSE atau panduan pelaksanaan kebersihan, kesehatan, keselamatan dan kelestarian lingkungan yang merupakan panduan operasional dari keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.01.07/Menkes/382/2020 tentang protokol kesehatan bagi masyarakat di tempat dan fasilitas umum dalam rangka pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) kepada para pengelola wisata di Kalsel . Dalam waktu dekat akan dilakukan pelatihan SDM pariwisata khususnya wisata tirta.


Pantauan di lapangan, obyek-obyek wisata di Kalsel kembali ramai dikunjungi warga yang ingin menikmati liburan akhir tahun. Salah satunya adalah wisata alam Waduk Riam Kanan yang berada di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam Kabupaten Banjar.


Di kawasan ini ada banyak obyek wisata alam yang menarik. Setelah sempat ditutup untuk perayaan malam tahun baru, berbagai obyek wisata yang dikelola masyarakat kembali dibuka. Namun untuk obyek wisata yang dikelola pemerintah daerah seperti Mandiangin Tahura hingga kini masih ditutup.


Untuk wisata Tahura di Mandiangin masih ditutup," ungkap Manager Tahura Sultan Adam, Asnan.


Kalsel memiliki potensi yang besar untuk pengembangan wisata alam dan tirta ini, karena ada banyak daerah aliran sungai (DAS) dan kawasan Pegunungan Meratus membentang di sembilan kabupaten. Saat ini sudah ada beberapa spot wisata tirta (arung jeram) di Kalsel antara lain Jaro, Kabupaten Tabalong, Ajung dan Nanai di Kabupaten Balangan serta Nateh dan Hantakan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah.


Kemudian ada Amandit Loksado di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Sungai Martapura, Kota Banjarmasin.

Pewarta: Bayu Pratama S

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021