Banjarmasin,  (Antaranews Kalsel) - Petani di Kalimantan Selatan, terutama di daerah hulu sungai atau "Banua Anam" provinsi tersebut yang meliputi enam kabupaten telambat turun ke sawah atau bercocok tanam padi.

"Semestinya awal November lalu sudah bisa bercocok tanam, tapi karena sawah masih tetap kering, sehingga terlambat turun ke sawah," ujar Midah dan Kibah, warga tani Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Selasa.

Padahal, lanjutnya, hujan sudah sering turun dalam beberapa hari terakhir. Tapi hujan tersebut tidak membuat sawah berair dan sawah lekang, sehingga untuk mengolah lahannya pun agak sulit.

Oleh karenanya, bukan cuma terlambat bercocok tanam, tapi juga terpaksa harus mengulang menyemai/membuat anakan padi, yang menurut bahasa daerah setempat disebut manaradak.

Penyemaian ulang itu, terutama untuk varietas unggul, seperti jenis Ciherang yang belakangan banyak digunakan petani di Kalsel, termasuk di "Bumi Murakata" HST.

Pasalnya, tutur Midah, ibu dari tiga anak itu, umur semai Ciherang maksimal 15 harus sudah harus ditanam di sawah. "Sementara sawah masih dalam keadaan kering, sehingga tidak memunginkan untuk menanamnya," ujarnya.

"Walau dipaksakan menanam bibit di sawah yang dalam keadaan kering, petumbuhan padi tersebut kurang dan bisa pula gagal," lanjut nenek dari dua cucu itu.

Berbeda dengan padi varietas lokal, seperti jenis siam, umur semai bisa sampai 30 hari, baru ditanman di sawah. Tapi jenis padi berusia enam bulan itupun tak bisa berkembang dengan baik, bila sawah kering," demikian Midah.

Sementara sebagian besar petani di daerah hulu sungai Kalsel itu menggunakan varietas unggul dalam melakukan usaha tani, antara lain jenis Ciherang.

Karena selain usia tanam yang pendek, tambah Kibah, padi jenis Ciherang itu juga relatif tahan penyakit, serta tingkat produktivitas yang tergolong tinggi.

"Oleh karena perawatan yang relatif mudah serta tingkat produktivitas yang lumayan tinggi, sehingga tidak mengherankan kalau petani banyak menanam padi varietas unggul tersebut, seperti di HST," ujar ibu dari satu anak itu.

Daerah hulu sungai atau Banua Anam Kalsel itu terdiri Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan (HSS), HST, Hulu Sungai Utara (HSU), Balangan, dan Kabupaten Tabalong.

Banua Aman juga merupakan sentra pertanian Kalsel, yang hasil usaha/produksinya dapat pula membantu daerah tetangga untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, seperti di Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah.

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014