Jakarta, (Antaranews Kalsel) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan pertumbuhan kredit industri perbankan pada 2015 mendatang berada di kisaran 15-17 persen, sebagaimana yang diprediksi oleh Bank Indonesia sebelumnya.


"Kayaknya tidak jauh beda dengan (proyeksi) BI," kata Kepala Eksekutif Pengawasan Perbankan OJK Nelson Tampubolon di Jakarta, Selasa.

Nelson mengatakan, setiap bank memiliki kemampuan likuiditas berbeda. Oleh karena itu, OJK tidak  memukul rata tingkat pertumbuhan kredit yang harus dicapai oleh bank satu dengan yang lainnya.

"Individual bank masing-masing punya hitungan sendiri. Masing-masing individual bank, dari RBB (rencana bisnis bank) yang diserahkan akan didiskusikan dengan pengawas, kemampuan men-drive (mengarahkan) dana pihak ketiga, dan sumber dana lainnya," ujar Nelson.

Nelson menegaskan, keseimbangan pertumbuhan dana pihak ketiga dan pertumbuhan kredit perlu dijaga agar tidak mengganggu likuiditas bank itu sendiri.

Selain memprediksi pertumbuhan kredit sebesar 15-17 persen, sebelumnya Bank Indonesia juga memperkirakan pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 14-16 persen pada 2015 mendatang.

BI menyatakan, target tersebut akan sejalan dengan pertumbuhan ekonomi pemerintah yang diperkirakan akan membaik pada tahun depan. Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,8 persen pada 2015 sebagaimana tercantum dalam APBN 2015.

Kepala Ekonom Bank Tabungan Negara (BTN) A Prasetyantoko mengatakan, untuk 2015 mendatang, kemampuan untuk tumbuh baik pertumbuhan ekonomi maupun pertumbuhan kredit masih akan belum maksimal.

"Jadi semuanya ada di batas bawah. Kreditnya 15 persen, pertumbuhan ekonominya 5,5 persen," ujarnya./e

Pewarta: Citro Atmoko

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014