Amuntai, Kalsel, (Antaranews Kalsel) - Peternak di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, kini bisa menetaskan telur tanpa harus dierami oleh induknya seperti yang terjadi selama ini, tetapi bisa memanfaatkan teknologi mesin penetas.


Penemu mesin tetas telur, Budhi Rahmadi yang juga Kepala Desa Teluk Betung di Amuntai, Selasa mengatakan, dia merakit sendiri mesin penetas telur tersebut untuk membantu para peternak, agar lebih mudah mengembangbiakkan ternaknya.

"Saya terus berupaya memproduksi mesin rakitan ini untuk membantu petani didaerah yang selama ini menetaskan telur ayam, itik dan puyuh menggunakan cara alami dan tradisional," katanya.

Menurut dia, melalui mesin penetas telur ini, peternak tidak perlu lagi menggunakan pengeraman induk atau menggunakan cara tradisional yang lebih merepotkan.

Budhi yang juga Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) HSU, menjelaskan jika pembuatan mesin penetas telor hasil rakitannya ini cukup menggunakan bahan kayu untuk membuat kotak penyimpanan telor, dengan dibantu alat electrik thermostat dan termometer, cara kerja mesin penetas telur ini cukup sederhana.

"Cukup memasukan telor dalam mesin dengan temperatur 100 F hingga menetas," kata Budhi.

Prosesnya, sebelum telur dimasukan dalam mesin, terlebih dahulu mesin dibersihkan (difumigasi) dengan menggunakan sejumlah obat seperti neo antisep atau rodalon, lalu mesin dinyalakan baru telur dimasukan.

Mesin dibersihkan, agar tidak ada bakteri, jamur atau virus yang menempel di rak penyimpanan telur yang bisa merusak kualitas telur yang ingin ditetaskan.

"Telur baru boleh dimasukan ke mesin sebelum mesin dinyalakan, dan mencapai temperatur suhu mencapai kisaran 100 F atau 102 F," katanya.

Jumlah telur yang dimasukan, disesuaikan dengan kapasitas rak, sesuai kapasitas mesin yaitu ada mesin kapasitas 100 telur, 150 telur, 250 telur hingga 400 telur sesuai pesanan pembeli.

Telur diletakan telentang dan disusun secara acak. Telor itik siap menetas ketika sudah berumur 28 hari dalam mesin penetasan. Sedang untuk telor ayam 21 hari dan telor puyuh 17 hari.

"Umur enam hari telur kita teropong dengan mengarahkan ke cahaya lampu apakah telur kosong atau ada bibitnya," kata Budhi lagi.

Ia menuturkan, jika bentuk urat dalam telor menyerupai sarang laba-laba berarti telor ada bibitnya dan proses penetasan bisa diteruskan. Telur dipastikan kosong atau tidak ada bibitnya jika tidak ada guratan darahnya dan telur bisa dikonsumsi. ,

"Tapi jika terlihat guratan darah tapi berbentuk seperti lingkaran, menandakan telur gagal jadi bibit" katanya.

Telor yang kosong atau mati kemudian dipisahkan. Selanjutnya umur 18 hari telur dibiarkn dan tidak diputar lagi menunggu hingga telur menetas, kemudian mesin dibersihkan kembali atau fumigasi menggunakan obat.

Pemutaran telur dimulai pada hari ke empat hingga ke 18 untuk telur ayam, hari ke empat dan ke 25 untuk telur itik dan hari ke empat dan ke 15 untuk telur burung puyuh.

"Ventilasi mesin tetas yg berada di atas, kita buka dari awal pemutaran telur, gunanya untuk penyesuaian udara di mana pemutaran dilakukan tiga kali dalam satu hari yakni pagi, siang dan sore," katanya.

  Bagi yang berminat pesan mesin penetas telor buatan petani HSU ini bisa menghubungi Budhi Rahmadi di nomor ponsel 08125018721, Pin BB: 2ACF512D.   

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014