"Tentunya bagi anggota berprestasi kita kasih reward. Nanti kita tanya maunya apa". Kalimat itulah yang disampaikan Kapolda Kalimantan Selatan Irjen Pol Rikwanto saat ditanya apa hadiah untuk Kasat Resnarkoba Polresta Banjarmasin Kompol Wahyu Hidayat yang telah berhasil memimpin pengungkapan 93 kilogram narkoba.

Rikwanto memastikan anggota berprestasi dan berdedikasi tinggi dalam pekerjaan akan diberikan penghargaan. Dia mengaku bangga atas apa yang telah dicapai anggotanya dalam penegakan hukum memberantas peredaran narkoba.

"Bayangkan jika sampai barang ini beredar di masyarakat, maka akan sangat merusak generasi bangsa. Saya bangga dengan anggota saya, maka layak diberikan penghargaan," ucap Kapolda saat jumpa pers pengungkapan 93 kilogram narkoba di Polresta Banjarmasin, Kamis.

Menurut Rikwanto jumlah barang bukti 93 kilogram narkoba kategori sangat besar bagi Polres di jajaran Polda Kalsel. Bahkan menjadi rekor tersendiri.

"Tentu pengungkapan ini tidak mudah. Butuh kerja tim yang solid dan komando di lapangan bagus memotivasi anggota sehingga misi berhasil," tegas jenderal bintang dua itu.
Kapolda Kalimantan Selatan Irjen Pol Rikwanto menggelar pengungkapan 93 kg narkoba di Polresta Banjarmasin. (ANTARA/Firman)


Satuan Reserse Narkoba Polresta Banjarmasin berhasil menyita 93 kilogram narkoba yang terdiri dari 84 kilogram sabu-sabu dan 30.000 butir ekstasi seberat sembilan kilogram.

Pengungkapan besar tersebut hasil kerja keras anggota dan tim lapangan yang solid dipimpin Kasat Resnarkoba Kompol Wahyu Hidayat dan dikomando Kapolresta Banjarmasin Kombes Pol Rachmat Hendrawan.

Tersangka Hermansyah Efendi (26) sang pembawa narkoba ditangkap di sebuah hotel di Bandar Lampung tempat pelaku menginap pada Selasa (15/12).

Sebelumnya tersangka dibuntuti tim Satresnarkoba Polresta Banjarmasin sejak berangkat dari Banjarmasin menuju Jakarta dan Medan.

Di Medan, pelaku menerima dua koper berisi sabu-sabu. Selanjutnya di Bengkulu menerima lagi dua koper berisi sabu-sabu dan ekstasi. 

Tersangka warga Kota Banjarmasin diketahui hanya diperintah melalui komunikasi telepon oleh jaringan bandar kelas kakap. Upahnya pun belum dibayar hanya diberikan ongkos selama perjalanan.

Pengungkapan itu masih satu jaringan dengan 42,9 kg narkoba yang dibongkar pada 9 November 2020 lalu oleh Satresnarkoba Polresta Banjarmasin. Dimana kemasan sabu-sabunya juga sama yaitu dibungkus tes Cina warna hijau dan logo ekstasi yang juga serupa.  

Kompol Wahyu Hidayat yang memimpin penangkapan adalah polisi inovatif berprestasi gemilang. Selain berhasil mengungkap dua tangkapan besar narkoba yaitu 42,9 kg dan 93 kg, alumni Akademi Kepolisian (Akpol) 2005 ini juga kerap berinovasi dalam pelayanan dan kegiatan preventif lainnya.

Terakhir, Wahyu membangun Pos Kepolisian Online Gratis (Poskotis) untuk digunakan anak-anak dalam proses belajar daring di masa pandemi COVID-19.

Keberadaan Poskotis memang telah banyak membantu anak-anak kurang mampu di Kota Banjarmasi yang selama ini mengeluhkan tak bisa mengikuti proses belajar daring lantaran ketiadaan gawai hingga fasilitas internet.

Berangkat dari permasalahan itulah, Wahyu berinisiatif menggagas Poskotis bagi pelajar tidak mampu untuk melaksanakan sekolah secara daring karena pandemi COVID-19, sekaligus melaksanakan kegiatan preventif mengedukasi tentang bahaya penggunaan narkoba dan zat terlarang kepada anak-anak dan remaja.

Wahyu mendirikan Poskotis dengan "menyulap" lantai 2 Pos Polisi Sub Sektor Sudimampir Polsekta Banjarmasin Tengah menjadi ruang belajar. Selain dilengkapi delapan komputer yang telah dibelinya dari menyisihkan uang gaji, dia juga menambahkan fasilitas jaringan internet gratis sebagai penunjang.

Dia kemudian membuat lagi dua tempat lain yang dapat digunakan oleh para pelajar mengikuti belajar daring yaitu di Pos BPK Manggis Raya Banjarmasin Timur dan di samping Pos Lantas Jembatan Merdeka, Banjarmasin Tengah. 
Kompol Wahyu Hidayat bersama anak-anak binaannya di Poskotis. (ANTARA/Firman)


Dalam perkembangannya, Poskotis dijadikan buku digital yang tersedia di Google Playstore berisi pendidikan budi pekerti anak dan pengenalan dasar Polri untuk anak yang dapat diunduh secara gratis pada laman
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.buku_hanjar_poskotis.

Aplikasi tersebut merupakan buku panduan untuk anak-anak berisi gambar-gambar menarik serta berlatih menjawab beberapa pertanyaan dan soal-soal yang bertujuan membentuk karakter toleransi antar umat beragama, moral dan akhlak yang baik.

Kemudian memahami tentang bahaya penyalahgunaan narkoba, zat dan obat-obatan terlarang semenjak dini, serta mengenalkan tugas-tugas Polri secara umum kepada anak agar tertarik bercita-cita menjadi anggota Polri.

"Ini upaya kami dalam kegiatan preventif pencegahan bahaya narkoba sejak dini yang menyasar anak-anak dan remaja," ucap Wahyu yang menerima penghargaan dari Kapolda Kalsel Irjen Pol Nico Afinta kala itu berkat kepedulian dan kepekaannya terhadap kesulitan masyarakat melalui pendirian Poskotis.
Kompol Wahyu Hidayat ketika berinovasi pembuatan Motal sewaktu menjabat Kapolsekta Banjarmasin Tengah. (ANTARA/Firman)


Sebelumnya ketika menjabat Kapolsekta Banjarmasin Tengah, wahyu juga pernah berinovasi menggagas pembuatan Motal (Motor Alkon) penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada tahun 2017.

Motal ini mendapat apresiasi dari Presiden Joko Widodo hingga turut melibatkan pengoperasian Motal dalam video penanggulangan karhutla yang dibuat Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden.  

Pewarta: Firman

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020