Amuntai, (AntaranewsKalsel) - Peternak di Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan sukses menciptakan dan mengembangkan teknologi berupa mesin penetas telur yang bermanfaat untuk membantu peternak dalam menetaskan telur itik, burung puyuh dan lainnya tanpa harus dierami oleh induknya.


Petani perakit mesin penetas telur itik, ayam dan burung puyuh di Desa Teluk Betung Kecamatan Sungai Pandan, Budi Rahmadi di Amuntai, Senin mengatakan sejak 14 tahun terakhir, dirinya telah merakit sendiri mesin penetas telur.

Kini, teknologi tepat guna berupa mesin penetas telur tersebut, telah dikembangkan dan beredar di pasaran bukan hanya di Kalimantan Selatan tetapi juga di beberapa provinsi tetangga.

Sayangnya, tambah Budi, hingga kini dia belum bisa mematenkan hasil ciptaannya tersebut agar tidak ditiru atau diakui sebagai hasil karya orang lain.

Budi mengaku bingung untuk mematenkan peralatan mesin teknologi tepat guna hasil karyanya tersebut, karena belum mengetahui tata cara dan prosedural mematenkan hak cipta agar tidak di klaim atau di tiru pihak lain.

"Khawatir juga jika diklaim pihak lain karena belum dipatenkan," kata Budi.

Meski mesin penetas telur hasil rakitannya kini sudah dibina melalui Pos Pelayanan Teknologi (Posyantek) bersama hasil TTG lainnya seperti mesin pemecah cangkang keong, mesin pemarut sagu dan mesin pembersih gabah namun upaya mematenkan hak cipta milik petani ini belum juga terealisasi.

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) HSU yang selama ini membina kegiatan Posyantek Mandiri di Kecamatan Sungai Pandan juga belum tahu dan masih mengupayakan agar TTG hasil inovasi petani didaerahnya bisa mengantongi sertifikat hak paten.

Melalui hak paten tersebut, diharapkan akan mampu memberikan keuntungan dan nilai tambah bagi petani disamping memicu semangat petani lain untuk turut berkarya membuat inovasi TTG

Kepala Bidang Usaha ekonomi, Sumber Daya Alam dan TTG Rahmiati menuturkan, pihaknya siap membantu petani untuk mematenkan mesin hasil karyanya, namun hingga kini pihaknya belum mengetahui bagaimana cara memperoleh hak paten.

"Perlu juga diupayakan hak paten agar petani yang susah payah merakit mesin buatan sendiri tidak dirugikan pihak lain" katanya.

Rahmiati menerangkan sejak dua tahun Posyantek didirikan BPMPD terus berupaya mendorong, membina dan memberikan bantuan, agar melalui posyantek berbagai TTG yang dirancang petani bisa terus dikembangkan dan diproduksi agar petani lain bisa turut memanfaatkan hasilnya.

Bantuan pusat senilai Rp75 juta sudah disalurkan kepada Posyantek Mandiri yang disusul dana bantuan stimulan sebesar Rp20 juta, karena posyantek ini masuk 12 besar penilaian tingkat nasional, mewakili Kalimantan Selatan.

Posyantek Sungai Pandan yang bermitra dengan dua bengkel las memproduksi mesin penetas telor yang beberapa tahun sebelumnya sudah pernah menjual produk ini keluar daerah.

"Harganya berkisar Rp1 juta hingga Rp4 juta sesuai kapasitas telur yang ingin ditetaskan" tutur Budi yang menjabat sekretaris pada Posyantek Mandiri Sungai Pandan ini.

Ia menjual mesin penetas itik berkapasitas 100 telur seharga Rp1 juta, berkapasitas 150 telor Rp1,5 juta, kapasitas 250 telur seharga Rp2,5 juta dan kapasitas 500 telur Rp4 juta.

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014