Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Wakil Ketua Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (Perpamsi), Ir Muslih mengingatkan pemerintahan Jokowi-JK untuk memperhatikan tingkat kesulitan air bersih yang dialami sekarang.


Kesulitan itu terjadi karena ketidaan sumber air baku yang bisa diolah menjadi air minum, kata Muslih di Banjarmasin, Kamis.

"Saya berharap pemerintahan Jokowi-JK memprogramkan pembangunan bidang air minum, karena tanpa keinginan pemerintah yang kuat, maka ke depan bangsa ini akan teriak kekurangan air bersih untuk minum," ujarnya.

Muslih yang juga Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bandarmasih, Kota Banjarmasin tersebut belum ada melihat kesungguhan pemerintah dulu hingga sekarang yang peduli terhadap ketersediaan air baku untuk air bersih ini.

Sebagai contoh dalam pemerintahan Jokowi-JK ini, katanya, kalau tidak salah sudah memprogramkan pembangunan ratusan bendungan yang akan dikerjakan Kementerian Pekerjaan Umum di berbagai wilayah di tanah air, tetapi semuanya hanya untuk ketersediaan pangan.

"Saya tidak mendengar adanya komitmen pemerintah membangun bendungan yang dikhususkan untuk ketersediaan air baku untuk diolah air minum, padahal apalah artinya pangan jika tidak ada ketersediaan air minum," katanya.

Menurut Muslih, air minum sesuatu yang sangat vital melebihi yang lainnya, dengan air minum maka manusia akan hidup, bagaimanapun lajunya pembangunan tanpa adanya air minum maka pembangunan tersebut akan tidak ada artinya.

Sebuah kota akan maju pesat menjadi sebuah kota metropolitan jika ada ketersediaan air bersih untuk minum, sebaliknya seperti apapun kemajuan kota jika tak ada ketersediaan air bersih maka kota tersebut akan ditinggalkan.

Melihat kenyataan tersebut seharusnya pemikiran semua pihak bagaimana kedepan ketersediaan air minum ini bisa berkelanjutan tentu dengan menyediakan bendungan atau memelihara wilayah resapan air.

Seperti di berbagai negara maju, seperti Korea Selatan saja misalnya, pemerintah setempat begitu peduli dengan ketersediaan air minum ini, sehingga melalui sebuah lembaga pemerintahan pusat, dipercayakan mengelola secara baik sumber-sumber air baku perusahaan air minum.

Kalau tidak demikian jangan disalahkan jika lima hingga sepuluh tahun lagi di berbagai wilayah tanah air akan menjerit kekurangan air minum.

Sebagai contoh di Kota Banjarmasin sendiri, perkiraan lima tahun kedepan wilayah ini keesulitan memperoleh air bersih akan sangat terasa, mengingat kondisi resapan air di Sungai Martapura kian mengalami kerusakan.

"Sekarang saja kesulitan air bersih ini sudah dirasakan, terjadi penghentian bergiliran pasokan air bersih PDAM, karena kemarau sulit cari air baku," kata Muslih.

Menurut dia, ketersediaan air bersih belakangan ini tergantung dengan hulu Sungai Martapura, seperti Sungai Riam Kanan dan Riam Kiwa.

Namun, tambahnya, kedua sungai tersebut sudah mengalami pendangkalan akibat erosi setelah kawasan resapan air di wilayah tersebut mnengalami kerusakan akibat banyaknya aktivitas di wilayah tersebut.

Bukti alam tersebut sudah mengalami kerusakan bisa dilihat dari kondisi bendungan Riam Kanan, dimana saat hujan sedikit saja maka sudah mengalami kebanjiran, dan bila kemarau debit air cepat sekali menyusut.

"Kalau alam di sekitar itu masih baik maka turun naik debit air tidak terlalu besar, musim kemarau atau musim penghujan biasanya debit air tidak terlalu berpengaruh," ujarnya.

Tetapi sekarang ini turun naik debit air di bendungan Riam Kanan begitu drastis seakan tak ada lagi wilayah resapan air yang mampu menahan jumlah debit air tersebut.

Kalau kondisi tersebut terus berlanjut maka lima tahun kedepan air bersih akan sulit diperoleh, karena bila debit air di hulu Sungai Martapura terus menyusut maka air laut akan masuk ke daratan dan terjadi kontaminasi kadar garam yang tinggi akhirnya air Sungai Martapura tersebut tidak bisa diolah menjadi air minum.

Padahal selama ini PDAM Banjarmasin sebagian besar mengandalkan air baku Sungai Martapura dan Irigasi Riam Kanan yang kedua sumber tersebut mengandalkan resapan air di kawasan bendungan Riam Kanan.

  Oleh karena itu, dia berharap semua pihak merasa prihatin kondisi tersebut, lalu memikirkan bagaimana agar resapan air di hulu sungai terpelihara, syukur-syukur kalau direhabilitasi.    

Pewarta: Hasan Zainuddin

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014